MATA INDONESIA, – Kini, rakyat Indonesia harus kembali berduka lagi. Setelah sekian puluh tahun lamanya, rakyat Indonesia harus kedatangan penjajah yang ingin berkuasa di negeri ini.
Selama itu juga, negeri ini telah berusaha membangun seluruh aspek kehidupan masyarakat sehingga dapat mengembangkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Namun sejak 2 Maret 2020, negeri ini kedatangan penjajah lagi. Kali ini, sosok penjajah yang datang ke negeri ini bukanlah penjajah yang membawa ratusan alat perang dan senjata, tetapi penjajah saat ini merupakan penjajah yang tak kasat mata.
Pada 2 Maret 2020, salah seorang rakyat Indonesia telah dideteksi terindap penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya. Penyakit tersebut dinamakan COVID-19 (Corona Virus Disease – 19) yang merupakan salah satu jenis penyakit baru yang berasal dari kelompok virus SARS-CoV-2. Kini, penyakit tersebut telah menjajah bangsa ini dan yang sungguh membuat negeri ini harus berduka kembali yaitu penyakit ini menelan banyak korban jiwa.
Situasi ini sangat tragis. Bangsa ini harus dijajah oleh sesuatu yang tidak kasat mata sehingga sangat sulit untuk mendeteksi keberadaannya yang telah memakan ribuan korban jiwa. Selain menelan ribuan korban jiwa, penyakit tersebut juga telah melumpuhkan berbagai sektor pembangunan di negeri ini, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Diperkirakaan negara ini telah mengalami banyak kerugian baik dari segi material dan immaterial.
Berbagai program dikerahkan pemerintah dan masyarakat untuk melawan penjajah tersebut. Salah satu program yang hingga saat ini terus dikerahkan adalah program relawan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan berbagai organisasi lainnya meluncurkan sebuah program kerelawanan.
Program tersebut menggait ribuan mahasiswa yang berada di seluruh pelosok negeri ini. Program ini memanfaatkan kinerja mahasiswa dikarenakan mahasiswa dianggap dapat memberikan berbagai inovasi dan memiliki semangat juang yang tinggi serta mahasiswa merupakan kelompok yang sangat dekat dengan masyarakat umum sehingga akan sangat membantu dalam memerangi penjajah COVID-19 ini.
Program relawan yang dibentuk tersebut telah melahirkan beberapa kegiatan atau program kerelawanan, salah satunya yaitu Balai Erona.
Program Balai Erona merupakan sebuah kegiatan untuk membuat dan mempublikasi materi edukasi baik dalam bentuk video dan foto yang akan disebarkan keseluruh lapisan masyarakat yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat agar dapat terhindar dari penyakit COVID-19. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Kegiatan ini dibagi menjadi menjadi beberapa divisi utama, yaitu tim Video-Animator yang bertugas untuk membuat sebuah materi edukasi dalam bentuk video dan foto, tim Audio-Actor yang bertugas untuk mengisi suara dan menjadi aktor dalam materi edukasi yang berbentuk video, dan yang terakhir adalah tim Promotor-Evaluator. Tugasnya untuk menyebarkan materi edukasi kepada masyarakat dan melihat respons masyarakat terhadap materi tersebut.
Tim ini juga bertugas untuk memberikan penjelasan atau edukasi mengenai bahaya dan cara mencegah COVID-19 kepada masyarakat umum.
Program Balai Erona merupakan salah satu bentuk kegiatan relawan yang dapat dilakukan di rumah selama masa pandemi COVID-19. Hal itu dikarenakan, kegiatan relawan ini ingin memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang tergabung dapat terhindar dari penyakit COVID-19 dengan cara tidak melakukan kontak sosial secara langsung dengan masyarakat.
Kegiatan ini dapat dimaksimalkan dengan cara penguasaan teknologi yang dimiliki oleh mahasiswa untuk menyebarkan berbagai materi edukasi yang telah dibuat sehingga tujuan dari program ini dapat tercapat secara maksimal.
Selain program Balai Erona, melalui kegiatan relawan mahasiswa yang diluncurkan oleh Kemdikbud juga telah melahirkan program lainnya yaitu program 31 Hari Tantangan, dimana program ini dilakukan oleh ribuan mahasiswa yang telah tergabung dalam program Kemdikbud yang bertujuan untuk menyebarkan berbagai informasi dan materi edukasi yang berguna untuk memerangi penjajah COVID-19 ini.
Kegiatan ini akan menyebarkan berbagai materi edukasi yang berbeda-beda selama 31 hari, dan dapat dilakukan baik secara daring dan luring, dimana materi edukasi tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat dalam memerangi COVID-19, salah satunya yaitu edukasi mengenai tata cara berkurban yang aman selama masa pandemi COVID-19.
Hingga saat ini, telah lahir berbagai program relawan yang dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarat guna memerangi COVID-19. Penjajah kali ini harus diperangi secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga negeri kita ini dapat merdeka kembali.
Penulis: Muammar Irsyad Kadir
Facebook: @Muammar Irsyad
Ig : @ammr.kdr
Twitter : @ammr_kdr
Youtube : Muammar Irsyad Kadir