MATA INDONESIA, – Dari lubuk hati yang terdalam selalu saja tersimpan sebuah makna yang terpendam. Intan yang indah selalu terpancar didalamnya. Apakah kita mampu untuk menemukan, menggali dan menggosoknya untuk menjadi lebih berharga?
Bersamaan dengan itu dunia sedang berusaha untuk menghindari hujan kiasan berupa virus Covid – 19, termasuk Negara Indonesia yang menjadi salah satu sasaran kedudukannya. Perkembangan yang cukup signifikan membuat dunia begitu panik serta merta mempengaruhi nilai ekonomi yang menurun dan kepribadian yang cukup berbeda.
Kita kadang hanya bisa meronta tanpa ada bahkan mungkin lelah untuk berusaha. Tuhan selalu mendampingi kita ketika manusia mempunyai niat baik serta usaha. Kesabaran yang luhur, doa serta harapan selalu ada untuk manusia yang ingin bangkit dari sebuah keterpurukan.
Kita berasal dari bayi merah yang tidak bisa berbuat apa-apa, tumbuh menjadi anak-anak, kemudian beranjak remaja dan sampailah kita pada proses tua. Tingkatan seperti itulah yang menjadikan kita belajar memahami kehidupan sebenarnya. Sama halnya kita bertanya, ”Apa yang telah saya isi untuk Negara? ”
Untuk maju itu sangatlah sulit. Butuh banyak langkah, butuh banyak pengorbanan, pemikiran cerdas serta tekad yang kuat yang sudah ditanam otak, hati dan akan digerakan oleh seluruh tubuh. Memang dalam pelaksanaanya tidak seperti kita membalikan telapak tangan atau hanya cukup sim salabim abracadabra akhirnya jadi. Butuh ide-ide brilian, visi cemerlang tanpa harus mengorbankan berbagai pihak.
Mungkin pernah kita melihat sapu lidi di halaman rumah kita yang mampu membersihkan halaman kita dari helai rimbunan dedaunan yang terjatuh dari pohon. Lidi bersatu dalam sebuah ikatan erat menjadi sebuat kekuatan besar.
Kita bisa untuk maju dan bangkit menjadi satu kesatuan yang tak terkalahkan. Kita mampu bergerak dalam perekonomian yang sedang menurun. Kita sanggup melakukannya. Bertanya-lah pada hati berdamailah dengan diri kita sendiri. Negara besar Indonesia membutuhkan kita rakyatnya untuk bersatu.
Lempar handuk ketika sedang bertanding bukan solusi terbaik. Kekalahan bukan untuk diratapi,belajar-lah serta telaah apa kekurangan sebenarnya. Kejujuran, kesabaran, keimanan menjadi salah satu materi untuk dijadikan sebuah pondasi menuju tenaga baru potesial. Tidak cukup untuk menggerakan sebuah turbin listrik hanya dengan satu liter air.
Lalu apa yang kita pikirkan lagi..? Tuhan sudah memberikan jalan terbaiknya untuk kebaikan manusia. Mampukah kita memanfaatkan momentum yang sudah ada didepan mata kita ? ya kita harus mampu sebelum terperosok lagi dalam lubang yang lebih dalam.
Indonesia bangkit sejalan dengan kembalinya pertumbuhan Ekonomi, bergairahnya pariwisata dan kebudayaan tanpa mengesampingkan nilai dan norma kedisiplinan.
Tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi yang tinggi turut andil dalam menyemangati gairah kebangkitan Indonesia.Waktu menjadi tolok ukur pembiasan dalam mengisi Negara ini. Masa menjadi kebiasaan untuk selalu berfikir positif.
Berpandangan jauh kedepan menciptakan sebuah visi yang tak ternilai harganya ketika kita mampu mewujudkan apa yang sudah menjadi mimpi kita semua. Tidak usah terdiam ketika merasa gagal meraih apa yang sudah direncanakan. Semangat Juang bangsa sangat berpengaruh, pekik kemenangan dalam melawan kolonial menjadi titik awal kita untuk memelihara serta menjaga hak dan martabat sebagai bangsa yang besar.
Bergandeng tangan dalam mengisi kekuatan Negara, berjalan seiringan mewujudkan nilai-nilai kesatuan. Bangkitkan seruan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan YME.
Bergegaslah meraih kehidupan yang merdeka, sambut-lah masa depan yang lebih menarik lagi untuk kita pikirkan. Bangkit-lah Indonesia tunjukan apa yang sebenarnya kekuatan kita. Negara akan tumbuh besar apabila kita mampu untuk bangkit dengan semangat, kerjasama, bahu membahu untuk menjadi penopang pondasi Negara ini.
Penulis: : Irwan Gunawan
Instagram: @irwangorky23