Bangkit dengan Resiliensi Pahlawan Masa Kini

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Kehidupan di era ini benar-benar menantang seorang manusia untuk bertahan di segala kondisi yang ada. Manusia dituntut untuk siap baik secara fisik maupun mental. Apabila luput saja satu hal dari kedua faktor tersebut tidak dapat diseimbangkan dalam kualitas yang baik. Maka, ketika dihadapkan dengan jalanan terjal dalam lika-liku kehidupan ini. Seseorang akan mudah menyerah, tidak bersemangat lagi, hingga kehilangan alasan untuk bangkit.

Di masa seperti inilah, membangkitkan kepribadian resilien dalam diri setiap individu sangat diperlukan. Resiliensi sendiri diartikan sebagai kapabilitas seseorang untuk menghadapi kesulitan dan cobaan hidup yang menerpa. Sehingga mampu bangkit dari stres, perasaan tidak aman, trauma, dan titik terendah atau benar-benar sakit dalam kehidupannya.

Setiap individu telah disiapkan untuk mampu menjadi pribadi yang resilien, tetapi tidak semuanya mau. Mengapa demikian? Karena resiliensi timbul dari kemauan dan inisiatif seseorang untuk merubah kondisi benar-benar sakit yang dialaminya menuju titik kondisi kehidupan yang lebih baik.

Resiliensi dapat menjadi seorang pahlawan yang menyelamatkan manusia dari kegelapan lorong kehidupan menuju ujung terowongan bercahaya. Sebab apabila manusia tidak peduli dengan kondisi yang dilaluinya pada suatu momen padahal saat itu dia sedang tidak baik-baik saja. Akan sangat fatal jika dibiarkan secara berkelanjutan dan mengabaikan resiliensi.

Seperti halnya pahlawan di era lampau yang tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain untuk memberikan penyelamatan melainkan secara sukarela. Resiliensi juga tidak memaksa seorang individu untuk segera bangkit dari keterpurukan. Ada beberapa tahapan resiliensi yang dilalui seseorang secara berkala dari kondisi jatuh hingga kembali bangkit, meliputi:

  1. Mengalah (Succumbing)

Pada tahapan awal di mana kondisi seorang individu dalam menghadapi cobaan hidupnya hingga ada pada titik sakit ini. Manusia cenderung mengalah kepada apa yang mereka rasakan. Belum terlalu bisa menerima emosi dalam diri mereka dan lebih menampakkan sisi kemalangannya sehingga sangat amat rawan untuk mengalami stres hingga depresi pada tahap ini.

  1. Bertahan (Survival)

Setelah mengalah pada tekanan yang menghimpitnya, seseorang akan mencoba bertahan di atas tekanan tersebut. Biasanya memiliki kecenderungan lebih sulit untuk mengembalikan kembali fungsi sosial dan psikologisnya. Ditandai dengan penarikan diri dari kehidupan sosial dan hilangnya semangat.

  1. Pemulihan (Recovery)

Proses pemulihan seseorang yang baru mengalami tekanan hidup secara berkala akan membuat individu tersebut mampu membangkitkan kepribadian resilien dalam dirinya. Pada tahap ini, seseorang akan merefleksi dirinya dan merenungkan penyebab munculnya tekanan yang dia alami, sehingga muncul rasa penerimaan terhadap emosi yang dirasakan dan kembalinya kemampuan adaptasi.

  1. Berkembang Pesat (Thriving)

Pada tahapan terakhir, setelah melalui cerita panjang dari tekanan yang menerpa. Seseorang yang sudah mampu membangkitkan kepribadian resilien dalam dirinya akan mulai berkembang sedikit demi sedikit. Bagaikan sebuah cerita novel di mana seorang tokoh utama yang menghadapi masalah dan menemukan resolusinya hingga bisa memetik pesan moral dari cerita yang dia lalui. Begitu pun dengan seseorang yang menghadapi tekanan hidup dengan resiliensi.

“Tidak apa-apa untuk merasa tersesat sekali-dua kali. Asalkan tetap ingat jalan pulang dan kembali dengan pendewasaan.”

Sejatinya di kondisi saat ini, pahlawan yang paling berpengaruh dalam diri kita adalah diri kita sendiri. Tidak ada orang lain yang mengenal kita sebaik kita mengenal diri sendiri. Pada masa seperti ini, seluruh manusia bagaikan berada di atas samudera yang sama dengan kapal yang berbeda-beda. Kapal tersebut menunjukkan pribadi mana yang mampu dan mau untuk menerapkan resiliensi sebagai pahlawan penyelamat mereka agar tidak sampai tenggelam.

Maka dari itu, jangan pernah menyerah pada keadaan di mana kita merasa benar-benar sakit. Akan ada pahlawan yang menyelamatkan kita jika kita mampu dan mau berusaha, yaitu resiliensi dalam diri kita sendiri.

“Hanya karena kamu tengah berada di titik rendah kehidupanmu. Bukan berarti hidupmu harus berhenti di situ. Selalu ada pahlawan baik di sekitarmu, bahkan di dalam dirimu yang menanti untuk dibangkitkan.”

 

Penulis                        : Noor Cholis Hakim

Instagram                  : @cholishkm._

Facebook                    : Noor Cholis Hakim

Twitter                       : @cholishkm

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stabilitas Nasional Pasca Pilkada Merupakan Tanggung Jawab Bersama

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang baru saja berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia, telah menunjukkan kemajuan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini