Arti Pahlawan Bagi Anak Milenial

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.

Itulah arti pahlawan menurut kamus besar Bahasa Indonesia. Yang menurut penulis mengandung arti pahlawan adalah mereka yang berperang memperjuangkan kemerdekaan, hak-hak rakyat, dan yang memperjuangkan kepentingan orang banyak.

Contohnya di jaman sekarang ini seperti para donatur yang menyumbangkan dana berjuta-juta bahkan puluhan juta. Dan juga para pegawai maupun aparatur negara seperti para petugas pemadam kebakaran, polisi, guru, dokter, petugas kebersihan  kota dan lain sebagainya. Memang mereka adalah pahlawan dan seorang yang memiliki jiwa kepahlawanan, mereka semua berjuang demi memerdekakan bangsa dan negara dan yang menyumbangkan baik waktu, tenaga dan materi demi sesama yang membutuhkan dan tertimpa musibah.

Tetapi bagi penulis arti dari pahlawan bukan hanya sebatas itu saja. Semua orang bagi penulis adalah seorang pahlawan. Penulis mengartikan semua orang sebagai pahlawan bukan hanya berpandangan sebatas seberapa banyak pengaruh yang ditimbulkan, seberapa banyak barang yang diberikan maupun seberapa banyak waktu dan tenaga yang didedikasikan.

Penulis memandang arti seorang pahlawan yaitu mereka yang mau melakukan suatu tugas maupun hal baik yang sangat ringan maupun kurang berarti sekalipun dengan tulus dan tanpa ada imbalan apapun. Tindakan-tindakan itu contohnya seperti anak kecil yang mau belajar membantu ibunya mencuci piring sendiri sehabis makan, kakak yang mau membantu adiknya belajar membaca, seorang ibu bangun lebih pagi dari pada anggota keluarga yang lain untuk menyiapkan bekal dan sarapan, orang yang mau membantu orang lain yang kesusahan dalam menyeberang, ibu-ibu penjual sayur, para petani, bagi penulis mereka juga pantas disebut sebagai pahlawan.

Di era milenial ini jiwa kepahlawanan mulai luntur dikarenakan beberapa hal yang disebabkan oleh diri sendiri perorangan maupun dalam suatu kelompok. Dimulai dari rasa malas, kurangnya rasa kepedulian terhadap sesama, maupun rasa egois yang muncul dalam diri dimana lama- kelamaan dijadikan suatu hal yang lumrah dan wajar.

Bahkan para ahli psikolog menyebutkan sekarang fenomena bystander effect banyak terjadi diberbagai tempat. Arti dari bystander effect adalah suatu peristiwa terjadi pada seseorang yang menghadapi situasi manusia lain dalam kesulitan, tetapi hanya memerhatikan dan tidak berbuat apa-apa untuk membantunya karena beranggapan ada orang lain  yang juga hadir dan bersedia menolong orang yang sedang kesulitan tersebut.

Bahkan sekarang selain cuek dengan lingkungan banyak orang justru lebih suka melukai perasaan para korban maupun orang lain dengan mengambil gambar maupun vidio tanpa seizin yang bersangkutan dan menyebarkannya ke dunia maya tanpa ada keterangan yang pasti, tepat dan benar. Bahkan kebanyakan keterangan yang dicantumkan adalah keterangan bohong, asalkan media sosial yang mereka miliki memiliki pengikut banyak dan meningkatkan popularitasnya. Selain fenomena bystander effect banyak juga tindakan yang dibuat oleh seseorang hanya untuk meningkatkan popularitasnya saja bukan karena tulis dari hati.

Contohnya saja seseorang membantu orang lain tetapi dengan merekam perbuatan yang dilakukan tersebut dan membuat seolah-olah orang yang ditolong tidak bisa apa-apa tanpa bantuan orang lain. Memang dia mengorbankan waktu, tenaga dan materi untuk membantu orang lain tetapi karena niat dan dampak yang ditimbulkan penulis beranggapan bahwa itu bukan merupakan tindakan seorang pahlawan.

Dengan kata lain arti pahlawan adalah mereka semua baik muda tua, besar kecil, kaya miskin yang melakukan suatu tindakan baik ringan maupun berat yang dilakukan dengan rasa iklas dan tanpa aling-aling imbalan apapun baik sanjungan, materi maupun kepopuleran. Penulis berpendapat kita semua bisa mengembalikan semangat kepahlawanan dalam diri kita dimulai dari diri sendiri.

Dengan kata lain jangan meminta seseorang berubah sebelum kita melakukan semua itu dengan hati tulus iklas, marilah kita merubah pola pikir sesama di sekitar dengan contoh nyata melalui perbuatan kita bukan hanya lewat kata-kata saja. Perbuatan itu bisa dimulai dari keseharian kita di lingkungan keluarga, seperti halnya mulai membiasakan tepat waktu dalam belajar, bekerja, maupun kegiatan apa saja, walau itu hanya janji temu di restoran dengan teman. Membiasakan diri maletakkan barang-barang pada tempatnya setelah digunakan, membersihkan dan merapikan barang maupun tempat setelah digunakan. Merapikan rumah dan lingkungan sekitar tanpa menunggu debu dan sampah yang menumpuk. Dan jangan lupa selalu mengucapkan kata “tolong” jika meminta bantuan, “terima kasih” saat mendapatkan bantuan maupun barang, dan “maaf” jika ada ada kesalahpahaman walaupun kita tidak merasa salah.

Penutup tulisan ini yaitu penulis mengajak para pembaca untuk selalu bersikap rendah hati, peduli, empati, tulus iklas, mengucapkan tolong, terimakasih, dan maaf dalam situasi apapun dan kapanpun. Penulis percaya walaupun terdengan sederhana kalau sudah menjadi kebiasaan lambat laun akan menunbuhkan jiwa kepahlawanan dalam diri kita, sehingga suasana menjadi aman, damai, dan nyaman untuk kita dan sesama dalam beraktifitas.

Penulis: Naning Widy Anggarini 

IG : @anggarini_widy (Widy Anggarini)

FB : @Widy

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Layanan Kesehatan Wujud Komitmen Kesejahteraan Masyarakat Papua

Oleh: Recky Rumbiak )* Peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di Papua merupakan bagian dari komitmen besar pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini