17 Agustus di Rumah Aja

Baca Juga

MATA INDONESIA, Awalnya tak pernah terbayangkan tahun 2020 akan seperti ini. Kita memang tidak pernah bisa menebak apa yang bakal terjadi dan semua yang terjadi mungkin memang sudah rencana Tuhan. Virus Covid-19 yang mulai menyebar sejak April mengubah segala aspek kehidupan mulai dari bekerja, belajar, bertransaksi, bersosialisasi, dan masih banyak lagi sehingga semuanya pun dilakukan secara online.

Banyak bidang yang terdampak karena virus Covid-19 terutama bidang ekonomi, karena adanya virus tersebut aktivitas berdagang atau jual beli jadi dibatasi atau bahkan terhambat karena berbagai protokol kesehatan yang diterapkan di publik. Keadaan tersebut seketika membuat saya sadar bahwa hal yang sedang terjadi dapat dikaitkan dengan keadaan bangsa Indonesia saat zaman penjajahan dahulu.

Dalam konteks yang berbeda, kalau dahulu bangsa Indonesia berjuang melawan penjajahan tetapi di masa sekarang bangsa Indonesia harus berjuang bangkit dari keterpurukan yang terjadi seperti bangkit dari krisis ekonomi.

Perjuangan yang dilakukan tidak akan pernah sebanding dengan perjuangan yang dilakukan pendahulu atau nenek moyang kita di zaman penjajahan, meskipun begitu setiap orang pasti sedang berjuang bangkit di tengah-tengah pandemik yang masih berlangsung karena hidup memang harus terus berlanjut. Di sisi lain kita harus menerima fakta bahwa mungkin ada salah satu anggota keluarga, teman, kenalan, kolega, dan entah siapapun yang dinyatakan positif Covid-19.

Melalui sebuah kejadian yang dialami salah satu anggota keluarga saya tersebut saya belajar sesuatu yang mungkin berkaitan dengan tema tulisan ini #17Agustusandirumah, walaupun harus mengalami kenyataan yang tidak kita inginkan.

Para petugas medis yang sedang berjuang di garis depan seperti para pahlawan atau pemuda yang sedang berjuang di garis depan untuk tujuan tertentu, sedangkan kita bisa membantu mereka dengan tetap berada di rumah dan mematuhi serta mengikuti protokol kesehatan.

Meskipun di tahun 2020 ini pandemic covid-19 melanda hampir seluruh dunia, kiranya kita jangan patah semangat.  Tetap kuat serta tetap memiliki semangat kemerdekaan yang sama ketika hari kemerdekaan Indonesia pertama kali dideklarasikan pada 17 Agustus 1945. Sekalipun tahun ini kita harus merayakan kemerdekaan Indonesia di rumah saja kita tidak boleh berkecil hati.

Di saat hari atau momentum yang berharga biarlah kiranya setiap rakyat Indonesia menjiwai arti kemerdekaan dan perjuangan meraih kemerdekaan.

Ketika 17 Agustusan di rumah saja memberikan banyak pandangan dan pendapat di benak saya mulai dari kata rumah yang diibaratkan sebagai tempat bernaung seseorang atau keluarga. Rumah mengingatkan saya ketika Ir. Sukarno dan M Hatta sebagai pemimpin atau pelopor kemerdekaan merumuskan deklarasi kemerdekaan. Kita tidak perlu sedih atau menganggap remeh saat kita harus memperingati kemerdekaan di rumah saja.

Melalui rumah sebagai tempat berlindung dicetuskan suatu gagasan, pandangan atau pemikiran baru yang membuka hati dan pikiran rakyat Indonesia sehingga rakyat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan pendapat dan beraneka ragam suku, bahasa, dan budaya dapat memiliki sebuah wadah dimana seseorang yang mau mempersatukan setiap perbedaan sehingga jiwa patriotisme bisa dilahirkan dan dikembangkan secara turun temurun oleh penerus bangsa. Jika tidak ada tempat seperti rumah atau apapun bentuk nya yang semakin berevolusi maka seseorang atau sekumpulan rakyat Indonesia tidak dapat menuangkan ide atau pemikiran mereka masing-masing.

Bagi beberapa orang merayakan hari kemerdekaan di rumah saja memang terasa sedih karena jika diingat lagi bangsa Indonesia lekat dengan lomba-lomba 17 Agustusan. Mungkin kita tidak bisa merasakan kebersamaan di 17 Agustusan tahun ini. Tidak bisa merasakan kumpul-kumpul bersama warga komplek atau perumahan lain. Namun kebiasaan yang sudah menjadi tradisi puluhan tahun untuk bangsa Indonesia tidak berhenti atau terhambat sebab ada cara atau jalan lain yang kreatif untuk tetap  menyelenggarakan lomba dalam rangka 17 Agustusan.

Tak ada rotan akar pun jadi. Masyarakat Indonesia tetap menemukan cara lain untuk mengadakan lomba yaitu melalui online contohnya seperti lomba karya tulis, lomba menulis, lomba fotografi, lomba puisi, lomba resensi, lomba lainnya yang butuh kreatifitas dan inovasi baru. Dengan adanya lomba tersebut menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak menyerah dan tetap berjuang. Biarlah semangat kemerdekaan Indonesia tetap berkobar di dalam hati kita semua. Merdeka!!!

Penulis: Vonny Margaretha
FB: @Vonny Margaretha
Twitter : @vonnyy_m
Line ID: vonnymrgrth
Ig: @vonnymargaretha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini