MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan pasien Covid19 sangat berisiko terinfeksi demam berdarah dengue (DBD). Keduanya belum ada obatnya sampai sekarang.
Menurut Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan pada prinsipnya DBD adalah penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya dan vaksinnya belum terlalu efektif.
“Berdasarkan data Kemenkes daerah dengan angka Covid19 yang tinggi ditandai jumlah kasus DBD tinggi pula,” ujar Siti Nadia di Jakarta, Senin 22 Juni 2020.
Menurutnya, dari 460 kabupaten dan kota yang melaporkan kasus DBD, sebanyak 439 di antaranya juga melaporkan kasus Covid19.
Fenomena itu menunjukkan seseorang yang terinfeksi Covid19 juga berisiko terinfeksi demam berdarah.
Pada situasi pandemi COVID-19 terdapat tiga kendala Kemenkes dalam upaya memberantas sarang nyamuk. Pertama, kegiatan juru pemantau jentik tidak bisa optimal karena kebijakan menjaga jarak fisik.
Kedua, bangunan-bangunan di antaranya sekolah, perkantoran, hotel, rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya selama beberapa bulan terakhir banyak yang kosong sehingga berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Ketiga karena masyarakat banyak berada di rumah sehingga perlu kita melakukan pemberantasan sarang nyamuk.