Viral Meteor Jatuh, Begini Caranya Masuk Atmosfer Bumi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hingga Senin 11 Mei 2020 ini isu meteor jatuh di Surabaya, Madura, dan Papua yang disebar media sosial masih dipercaya banyak orang meski Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin memastikan, video yang beredar tersebut hasil editan.

“Itu sudah dimodifikasi itu, itu editan. Karena saya sudah dapat informasi bahwa itu ada versi bahasa Inggris-nya,” kata Thomas di Jakarta yang dikutip Senin 11 Mei 2020.

Benda itu menurutnya bukan meteor hanya sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Sampah antariksa itu bisa bekas satelit yang sudah rusak atau benda-benda lainnya buatan manusia yang sudah rusak di luar angkasa.

Hal yang menarik untuk dibahas sekarang adalah bagaimana sebuah benda langit, termasuk meteor bisa masuk ke atmosfer bumi atau bahkan jatuh ke tanah dan menjadi meteorit? Ini beberapa penyebabnya;

Awan Debu Kosmik
Bumi dan tata surya kita selalu bergerak. Kadang dalam perjalanannya mengarungi ruang angkasa berpapasan dengan sebuah awan debu kosmik. Nah, awan debu kosmik itu bisa jadi merupakan akibat tabrakan sebuah asteroid, partikel dari sebuah komet (seperti pada hujan meteor), atau sisa-sisa pembentukan sebuah bintang atau planet. Awan debu ini dapat berjalan hingga jutaan kilometer hingga akhirnya bertemu dengan orbit Bumi.

Asteroid yang Melewati Orbit Bumi
Bukan cuma awan debu kosmik, secara random ada saja sebuah asteroid tiba-tiba jalurnya mengarah ke dan masuk lapisan atmosfer Bumi. Benda langit ini tidak berasal dari sebuah hujan meteor tertentu atau siklus komet tertentu yang biasanya dapat diamati dan memiliki siklus yang rutin.

Meteor yang Berpotensi Jatuh Ke Bumi?
Sebenarnya banyak meteor yang mendekat atau berada dekat dengan orbit bumi, tetapi bumi sudah memiliki program pengawasannya yaitu Sentry sebuah sistem dibuat NASA. Sistem itu akan mengawasi berbagai obyek langit yang berpotensi masuk atmosfer bumi. Untungnya, hingga kini belum ditemukan ancaman yang serius untuk planet Bumi.

Memang ada sporadic meteor yang tidak terdeteksi sistem itu, karena datangnya tiba-tiba dan sangat cepat. Namun sebagian besar meteor yang masuk atmosfer Bumi akan terbakar hangus sebelum muncul di langit kita. Jadi resikonya tidak terlalu besar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini