Rupiah Diramalkan Lanjut Menguat, Apa Sentimennya?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan penguatan pada Selasa, 21 April 2020. Kemarin, rupiah berada pada posisi Rp 15.413 per dolar AS atau menguat 0,11 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 15.320 per dolar AS hingga 15.500 per dolar AS.

Ia mengatakan, penguatan mata uang garuda dibayangi oleh kemunduran rencana lockdown AS yang memberikan pukulan bagi laju dolar AS. Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pedoman baru pembukaan kembali ekonomi AS. Ia pun dapat mendikte persyaratan kepada gubernur negara bagian.

“Pedoman tidak berisi tanggal, sehingga sulit untuk tindakan pembukaan kembali,” ujar Ibrahim Senin sore.

Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah dipengaruhi oleh laporan dari lembaga pemeringkat S&P.
Lembaga ini merevisi prospek (outlook) surat utang Indonesia dari stabil menjadi negatif.

“Sebab, mereka mempertimbangkan pelebaran defisit menjadi 5,07 persen dari produk domestik bruto (PDB),” kata Ibrahim.

Namun, S&P mempertahankan Sovereign Credit Rating atau peringkat utang Indonesia tetap BBB/A-2. Ibrahim menilai penurunan outlook tersebut masih cukup bagus untuk pasar obligasi dalam negeri.

“Arus modal kembali masuk ke pasar valas dan obligasi dan ini mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus walaupun di tengah pandemi,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini