Duh! Rupiah Bakal Melemah Lagi Hari Ini, Ada Apa?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan pelemahan tipis pada perdagangan Rabu, 27 November 2019. Kemarin, rupiah ditutup di level Rp 14.085 per dolar AS atau turun 0,07 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan untuk esok, mata uang garuda akan terkoreksi terbatas di kisaran Rp 14.055 hingga Rp 14.112 per dolar AS.

Pelemahan rupiah masih dibayangi oleh sejumlah sentimen dari luar negeri di antaranya sebagai berikut.

Pertama, soal perjanjian dagang antara AS-Cina. Menurut info dari Kementerian Perdagangan China, negosiator utama perdagangan Liu He telah berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada Selasa pagi.

“Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus tentang bagaimana menyelesaikan masalah terkait (dan) sepakat untuk tetap berhubungan dengan masalah-masalah yang tersisa untuk perjanjian fase satu,” kata Ibrahim.

Kedua, soal soal prediksi Bank Sentral AS yang kemungkinan besar menahan suku bunganya. Hal ini terlihat dari isyarat yang ditunjukkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell. “The Fed sangat berkomitmen untuk mencapai sasaran inflasi 2 persen,” ujar Ibrahim.

Ketiga, soal Brexit. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji untuk membawa kesepakatan Brexit ke parlemen sebelum Natal. Partai Konservatif-nya memimpin dalam jajak pendapat menjelang pemilihan 12 Desember.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah dibayangi oleh kondisi ekonomi yang melesu akibat ekonomi global dan ketidakpastian Geopolitik akibat friksi dagang antara AS dan China serta Brexit.
Namun secara tak terduga Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dibandingkan negara-negara lainnya.

Hal ini diaminin oleh Fitch Ratings, dalam laporan terbaru yang dirilis Senin kemarin, yang jadi pendukung stabilitas ekonomi adalah penyangga keuangan yang memadai dan masih terbukanya ruang kebijakan untuk menopang permintaan domestik, ini ditunjukan dari rasio total hutang terhadap PDB yang masih dibawah ambang batas.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini