Bisa Lihat Air Laut dari Retakan Tanah, Warga Pulau di Maluku Ini Ketakutan

Baca Juga

MINEWS.ID, MALUKU – Masyarakat Pulau Nusalaut Maluku hingga kini belum menemukan jawaban atas retaknya tanah tempat mereka tinggal akibat gempa dengan magnitudo 5 pada 4 November 2019. Salah satu hal yang membuat mereka resah adalah retakan itu memanjang sekitar 100 meter dengan lebar 25 meter dan terlihat air laut dari retakan tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menegaskan tim reaksi cepat (TRC) BNPB sudah melihat retakan di Desa Sila, Kecamatan Nusalaut dan membenarkan informasi tersebut.

Mereka menemukan fakta bahwa telah terjadi penurunan tanah dari 1,5 meter menjadi sembilan meter dengan ukuran panjang tiga meter dan lebar 1,5 meter.

Luas daerah yang mengalami keretakan mencapai 100 meter memanjang ke arah laut dengan lebar sepanjang 25 meter.

Agus menegaskan masyarakat di sekitar tempat tanah amblas itu segera menjauh. Jangan beraktivitas di situ.

Masyarakat juga tidak mempercayai isu dan informasi salah seperti bakal muncul gunung dari retakan.

Menurut catatan BMKG, gempa 4 November 2019 itu berpusat di 52 kilometer barat laut Seram Barat Maluku dan hanya berada di kedalaman 10 kilometer atau tergolong gempa dangkal.

Nusalaut adalah sebuah pulau di selatan Pulau Saparua Maluku. Lokasinya berdekatan dengan pusat gempa tersebut.

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini