Di Hadapan Jaksa Agung ASEAN, Waja Arminsyah Ingatkan Pemberantasan Perdagangan Orang

Baca Juga

MINEWS.ID, SIEM RIEP – Tindak pidana perdagangan orang akan menjadi prioritas Kejaksaan Agung, sehingga berjanji selalu memberi tuntutan maksimal kepada para pelakunya, terutama yang beroperasi di Kawasan ASEAN. Alasannya praktik tersebut semakin marak terjadi.

“Pemberian tuntutan maksimal terhadap pelaku kejahatan menjadi peringatan keras kepada sindikat kejahatan atau pelaku potensial lainnya agar tidak berspekulasi atau mencoba-coba melakukan perbuatan yang sama,” ujar Wakil Jaksa Agung (Waja) Arminsyah dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis 7 November 2019.

Menurut Arminsyah dalam Konferensi Jaksa Agung China-ASEAN Ke-12 di Siem Reap, praktik perdagangan orang itu sangat mudah terjadi karena banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Jumlahnya kini mencapai 3,5 juta orang. Selain melalui jalur resmi, ternyata banyak juga yang bekerja di luar negeri melalui jalur tidak resmi, “gelap.”

Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang menjadi korbannya. Apalagi data PBB menunjukkan sekitar 70 persen korban perdagangan manusia khususnya di kawasan Asia Tenggara adalah anak-anak di bawah umur.

Keseriusan Kejaksaan Republik Indonesia ditunjukkan dengan menangani 101 perkara perdagangan orang sejak 2018 hingga September 2019.

Dalam keterangan tertulis Kapuspenkum Mukri, Wakil Jaksa Agung menghadiri Konferensi Jaksa Agung ASEAN didampingi Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI Setia Untung Arimuladi, Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Dr. Asep N. Mulyana, serta Asisten Umum Jaksa Agung Dr. Reda Manthovani.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini