MINEWS, JAKARTA – Wamena, sebuah kota yang berada di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Kota ini berada ditengah lembah yang sangat terkenal, yaitu Lembah Baliem. Udara di sana tergolong sejuk, namun teriknya matahari tidak bisa terhindari.
Beberapa saat lalu sempat terjadi konflik di Wamena. Baik warga lokal maupun pendatang berhamburan mengungsi ke tempat yang aman. Banyak korban akibat konflik dan kericuhan yang terjadi.
Namun, justru kerukunan antar warganya yang menjadi sorotan. Mereka saling gotong royong dan saling bahu-membahu membantu satu sama lainnya. Turut menyelamatkan warga lainnya dan mengungsikannya ke gereja dan masjid terdekat di Wamena. Mereka juga saling bekerja sama memasak untuk kebutuhan konsumsi para pengungsi.
Terlepas dari konflik yang sedang terjadi, Wamena adalah sebuah kota yang kaya akan budaya dan kerifan lokal. Kota Wamena masih alami dan belum tergerus oleh perkembangan zaman.
Salah satu suku terbesar yang berada disana adalah suku Dani. Kehidupan suku ini sangat unik dan menarik. Mereka memiliki tarian dan tradisi perang unik yang harus kita saksikan jika berkunjung ke sana.
Selain itu, cara berpakaian mereka juga masih tradisional. Beberapa ciri khas suku Dani bisa terlihat dari bagaimana mereka berpakaian. Jika seseorang mengenakan dua buah taring babi, menandakan ia adalah seorang prajurit perang. Penggunaan Koteka sebagai penutup kemaluan bagi pria juga masih digunakan disana.
Untuk perempuan yang belum menikah mereka mengenakan Sali, yaitu rok yang terbuat dari bahan kulit kayu atau daun sagu kering. Untuk perempuan yang telah menikah mengenakan Yokal yang terbuat dari kulit pohon, yang dililitkan ke pinggang hingga melingkar.
Selalin baju tradisional terdapat juga aksesoris, seperti perhiasan di kepala berupa bulu-bulu hewan yang menyerupai mahkota. Ada juga Noken tas anyaman yang terbuat dari kulit kayu dan akar pohon.
Bagi Suku Dani, tradisi adat sangatlah dijunjung tinggi. Kerukunan mereka terlihat jelas saat ada tamu yang datang. Dengan mengenakan Koteka serta membawa busur panah, mereka meyambut para tamu dengan tarian perang.
Selain disambut dengan tarian perang, ada juga upacara bakar batu atau orang Suku Dani biasa menyebutnya Kit Oba Isogoa. Cara menyalakan apinya juga sangat unik, yaitu dengan menggeskkan rotan ke batang kayu dengan rumput dibawahnya. Batu yang dibakar akan digunakan untuk membakar babi atau ubi di dalam lubang.
Terlepas dari isu konfliknya, Wamena adalah kota yang kaya akan toleransi dan kerukunan warganya. Banyak tradisi dan budaya serta kearifan lokal yang harus kita ketahui. Mereka adalah bagian dari kita, Indonesia. Mereka memiliki hak yang sama sebagai warga negara. (Hastina)