Tapa Pendem, Ritual Warisan Sunan Kalijaga yang Diamalkan Mbah Pani Asal Pati

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Nama mbah Pani, beberapa hari ini menjadi terkenal karena pemberitaan di media. Lelaki asal Kabupaten Pati itu dikabarkan tengah mengamalkan ritual Tapa Pendem yang konon diwariskan Sunan Kalijaga itu. Namun, Seperti apakah ritual tapa Pendem tersebut?

Pernahkah kamu membayangkan dimana, harus dikubur hidup-hidup? Nah, itu yang dilakukan seorang lelaki paruh baya yang kemudian dikenal sebagai Supani a.k.a Mbah Pani.

Tapi apa yang dilakukan Mbah Pani itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi warga Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, saat mendapati salah seorang tetangganya mengubur diri hidup-hidup lengkap dengan kafan dan ritual laiknya orang meninggal. Bagi warga setempat, itu adalah hal biasa.

Rosi, salah seorang warga Desa Bendar, dikutip dari Murianews, mengatakan apa yang dilakukan Mbah Pani bukanlah hal yang mengherankan karena memang sudah berkali-kali dilakukan.

Seperti diketahui, terhitung sejak Senin 16 September 2019, Supani memang menjalani tapa pendem. Dia bakal dikubur selama lima hari laiknya orang meninggal.

Bagi masyarakat Jawa, tapa pendem bukanlah ritual asing. Nggak sedikit yang mengatakan ritual ini sebagai warisan Sunan Kalijaga. Tujuannya, untuk meningkatkan kesaktian supranatural.

Suyono, salah seorang kerabat Mbah Pani, mengatakan, bukan kali ini saja Mbah Pani melakukan ritual tapa pendem, namun telah dilakukannya sebanyak sembilan kali.

Suyono juga mengatakan, untuk melakukan tapa pendem, seseorang mengalami proses seperti jenazah atau mayat yang akan dikubur. “Mbah Pani juga dikafani kemudian disediakan bunga tujuh rupa,” kata dia.

Yap, banyak versi tapa pendem. Namun, sebagian besar ritual tersebut memang menjadikan pengamal laiknya mayat yang akan dikuburkan, lengkap dengan upacara pemakamannya. Setelah upacara, “mayat” pada ritual yang juga disebut tapa ngeluwang itu dikuburkan di liang lahat sedalam tiga meter dengan lebar 1,5 meter.

Pengakuan Mbah Pani tapa pendem tersebut tak lain hanya untuk keselamatan dirinya, kekuatan dirinya dan untuk kekuatan anggota keluarganya.

Menurutnya, ada ritual lain usai melakukanTapa Pendem ini, yakni berjalan kaki tanpa alas dan tanpa bekal ke sejumlah tempat.

“Selama perjalanan, gak boleh minta makan gitu ke orang. Kalau dikasih orang saja makannya, kalau gak dikasih ya gak makan,” katanya.

Mbah Pani rencananya akan pergi ke beberapa tempat. Dimulai perjalanan dari rumahnya menuju makam Sunan Bonang yang berada di Tuban, Jawa Timur. Kemudian menuju makam Syekh Jangkung Pati, dilanjutkan ke makam Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus. Semuanya dilakukan secara berturut-turut dan jalan kaki.

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini