PEKAT-IB DIY: Penggerak Aksi Massa Pro Papua Merdeka, Harus Dihentikan!

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Organisasi Massa (Ormas) Pembela Kesatuan Tanah Air-Indonesia Bersatu (PEKAT-IB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang diketuai oleh Dani Eko Wiyono menyikapi berulangnya aksi separatis menyuarakan tuntutan Papua Merdeka masih kerap digelar oleh sekelompok mahasiswa asal Papua Di Jogja.

Merespon aksi massa segelintir mahasiswa Papua tersebut, Dani menegaskan meski negara menjamin hak politik setiap warga negaranya, namun aksi segelintir adik adik mahasiswa ini sangat berbahaya untuk persatuan bangsa ini.

Selain itu, aksi tuntutan mengatasnamakan rakyat Papua yang dimobilisasi oleh sekelompok aktivis mengklaim dirinya pro demokrasi hingga pejuang HAM di Papua, jika kemudian diperjuangkan atas nama gerakan pembebasan Papua, maka jelas mengarah ke gerakan separatis Papua Merdeka. Oleh sebab itu, mobilisasi gerakan aksi massa sekelompok mahasiswa Papua menyuarakan tuntutan merdeka pun perlu terus diwaspadai, lantaran mengarah ke tindakan makar dan harus segera dihentikan.

“Makar dengan alasan negara menjamin hak politik warganya, tidak bisa menjadi dalih pembenaran untuk melegalkan aksi aksi melawan Konstitusi negara yang sudah merdeka dan berdaulat termasuk Papua dalam bingkai NKRI.

Dan menjadi suatu kewaspadaan bersama dan kepedulian kita sebagai warga masyarakat Jogja yang cinta dengan kedamaian di alam Jogja ini, Lantaran terdapat upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa hingga melawan konstitusi.

“Komitmen negara dalam menjamin penghormatan terhadap hak politik warga negara sudah diselewengkan menjadi alat perlawanan sebagian kelompok mengatasnamakan mahasiswa Papua untuk memperjuangkan tuntutan kemerdekaan menentukan nasib sendiri. Ini juga perlu diwaspadai dan dihentikan ,” tegas Dani.

Dani menambahkan, Sebagian rakyat Papua, salah satunya segelintir mahasiswa bersama kelompok-kelompok penggerak aksi massa Pro Papua Merdeka, harus dihentikan pergerakannya

Di sisi lain, Dani menegaskan, dengan memperturutkan ambisi besar sebagian rakyat Papua untuk memerdekakan diri hingga lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi sinyalemen tak terelakkan yang menjelaskan aksi rakyat Papua merupakan gerakan anti NKRI sekaligus melawan kedaulatan Bangsa kita ini.

“Gerakan rakyat Papua menuntut kemerdekaannya melepaskan diri dari NKRI dengan dalih negara harus berkomitmen menghormati sekaligus menjamin pemenuhan hak politik setiap rakyat Papua merefleksikan sesat pikir yang menegaskan tak berdaya menyikapi menguatnya negara,” tandas Dani.

Karena itu, Dani mengajak peran serta masyarakat, baik penduduk asli Jogja maupun warga pendatang yang tinggal di DIY, termasuk semua organisasi kemahasiswaan agar tidak mengikuti ajakan kelompok pro papua merdeka dan harus segera Adik adik saya menyadarkan diri dan kuliah saja dengan baik.

Komitmen PEKAT-IB DIY kepada seluruh mahasiswa asal Papua di DIY, kata Dani, dikarenakan hadir dengan tujuan utama mengenyam pendidikan tinggi untuk merubah serta membangun pola pikir masyarakat Papua dan membangun daerah Papua. Meski demikian, PEKAT-IB DIY menegaskan sikapnya menolak dan harus dihentikan segelintir kelompok yang mengatasnamakan mahasiswa Papua.

“Demokrasi harus ditegakkan namun bukan mendukung gerakan separatis Papua. Ke depan demokrasi justru adalah demokrasi yang terarah,” ujar Dani.

Dikatakan Dani, Yogyakarta sebagai kota pendidikan akan semakin ternodai dengan keberadaan aksi-aksi massa turun ke jalan dari kelompok pendukung Papua Merdeka tersebut.

“Harapan kami, mahasiswa atau adik-adik Papua yang junior harus peka dan perlu waspada dalam hal ini. Mereka jelas memanfaatkan adik-adik mahasiswa Papua junior yang kuliah di DIY. Padahal, adik-adik Papua junior ingin belajar dengan baik dan tenang. Adik – adik Papua junior ini adalah mahasiswa hebat dan baik,” papar Dani.

Saya meminta agar para mahasiswa lainnya yang memang untuk menimba ilmu melalui status mahasiswa ke Jogja untuk tidak terpengaruh terhadap ajakan yang selama ini aktif di pergerakan mahasiswa, karena membawa isu-isu disintegrasi, bangsa,” pungkas Dani.

”Terakhir saya tegaskan apalagi provinsi khususnya DIY ini mempunyai sejarah yang kuat atas kemerdekaan Bangsa Indonesia dan negara saja menaruh hormat terhadap Jogja dan saya ingatkan jangan datang ke Jogja ini untuk menodai Keistimewaan Kota Jogja yang Kita Cintai ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini