Disney Mantapkan Diri Jadi Pemain Kunci Industri Metaverse

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – The Walt Disney Company adalah salah satu merek hiburan paling terkenal di dunia . Ia bertanggung jawab atas beberapa cerita anak-anak yang selalu jadi favorit sepanjang masa.

Untuk alasan ini, konsep metaverse yang imersif sangat cocok untuk strategi bisnisnya.

Masuk akal bahwa segala jenis dunia digital online yang berfokus pada karkater kartun ini kemungkinan besar akan menjadi penghasilan yang besar untuk Disney.

Selain film, acara TV, dan kartun, merek hiburan legendaris ini tentu saja terkenal dengan resor dan taman hiburannya.

Kemampuan untuk menghidupkan fantasi di dunia nyata ini juga terkait erat dengan metaverse, yang akan berfokus untuk memadukan yang nyata dengan yag virtual.

Untuk alasan ini, Disney adalah salah satu perusahaan yang paling tepat untuk memanfaatkan peluang dunia virtual yang terhubung, imersif, dan persisten.

Disney telah menunjukkan diri bahwa pihaknya sedang mengerjakan ini.

Disney melakukan penunjukan eksekutif metaverse pertamanya, Mike White, untuk mulai membangun strategi metaverse.

Diseny secara tradisional selalu berwawasan ke depan dan cepat melompati terobosan baru yang mengubah permainan sebelumnya.

Seperti dengan hadirnya televisi, animasi yang dihasilkan komputer, video game, dan internet. Jadi tidak ada alasan untuk memperlakukan kedatangan usia VR dan metaverse berbeda.

Erin Green, mantan kepala komunikasi untuk penelitian realitas campuran di Meta (Facebook) mengatakan bahwa ia melihat adanya potensi di Disney.

Dalam hal ni, Disney serius untuk memantapkan diri sebagai pemain kunci dalam industri metaverse.

Metaverse menjadi sebuah industri yang diperkirakan dapat bernilai hingga 13 triliun Dolar AS pada tahun 2030.

Disney juga disorot sebagai perusahaan dengan minat terbesar dalam mempekerjakan staf AR dan VR selama kuartal pertama tahun 2022.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Media Sosial sebagai Alat Propaganda: Tantangan Etika dalam Pengelolaan oleh Pemerintah

Mata Indonesia, Jakarta - Di era digital, media sosial telah menjadi saluran utama komunikasi massa yang memfasilitasi pertukaran informasi dengan cepat. Dalam kerangka teori komunikasi, media sosial dapat dilihat sebagai platform interaksi yang bersifat dialogis (two-way communication) dan memungkinkan model komunikasi transaksional, di mana audiens tidak hanya menjadi penerima pesan tetapi juga pengirim (prosumer). Namun, sifat interaktif ini menghadirkan tantangan, terutama ketika pemerintah menggunakan media sosial sebagai alat propaganda.
- Advertisement -

Baca berita yang ini