MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski protes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September terus muncul, pengamat justru mengatakan harga baru BBM itu membuat pemerintah hemat Rp 33,23 triliun.
Saat ini, harga pertalite Rp 10 ribu per liter naik dari Rp7.650 per liter. Sementara, BBM subsidi jenis solar dari Rp5.000 naik menjadi Rp6.800 per liter.
Namun, BBM non-subsidi pertamax mendapat penurunan harga pada 1 Oktober. Semula BBM RON 92 itu Rp14.500 per liter. Kini pertamax harganya Rp13.900 per liter.
Reforminer Institute memperkirakan penghematan anggaran kompensasi pertalite sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2022 sekitar Rp23,43 triliun.
Sementara, penghematan anggaran subsidi atau kompensasi solar subsidi sekitar Rp9,8 triliun. Perhitungan ini mempertimbangkan penambahan kuota pertalite menjadi 29,91 kl dan solar sebesar 17,83 kl pada 3 Oktober lalu.
“Secara hitungan, total penghematan anggaran subsidi atau kompensasi untuk pertalite dan solar subsidi hingga akhir tahun 2022 adalah sekitar Rp33,23 triliun,” tulis laporan Reforminer, Senin 10 Oktober 2022.
Dengan memperhitungkan penghematan dari penyesuaian harga, Reforminer mencatat masih terdapat kebutuhan tambahan anggaran kompensasi BBM sekitar Rp29,49 triliun.
Namun, mereka mengatakan bahwa penurunan harga BBM non-subsidi kemungkinan belum akan diikuti dengan penurunan harga pertalite dan solar dalam waktu dekat.
Probabilitas penurunan harga akan terbuka jika objektif pemerintah memperbaiki daya beli dan mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi pascapandemi menjadi prioritas utama.
“Akan tetapi, jika objektif pemerintah menjaga kesehatan dan produktivitas APBN 2022, peluang penurunan harga untuk kedua jenis BBM tersebut relatif kecil,” kata lembaga ini.