AS Dukung Israel untuk Melawan Hamas

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendukung keputusan Israel untuk mempertahankan diri. Termasuk melawan Hamas.

Pernyataan Deplu AS tersebut menyikapi pertempuran antara Israel dan Palestina yang mamanas di Kota Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 24 warga Palestina, termasuk enam anak-anak telah tewas, dan 203 orang terluka selama dua hari pertempuran di Kota Gaza.

Departemen Luar Negeri AS juga mengungkapkan keprihatinan mereka atas laporan kematian warga sipil dalam pertempuran itu. Dan menyerukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap korban-korban tersebut.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, AS berhubungan dengan pejabat Israel dan pejabat lainnya di kawasan itu untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Delegasi Intelijen Mesir pimpinan Mayor Jenderal Ahmed Abdelkhaliq tiba di Israel pada Sabtu 6 Agustus 2022. Ia akan melakukan perjalanan ke Kota Gaza untuk pembicaraan mediasi. Pembicaraan ini dapat meredakan gencatan senjata di daerah tersebut.

Militan Palestina menembakkan lebih dari 400 roket ke Israel, sehingga menyalakan sirine serangan udara. Dan membuat orang-orang berlarian ke tempat perlindungan bom.

Layanan Ambulans Israel mengatakan tidak ada laporan korban serius dalam serangan roket tersebut.

Pertempuran di Jalur Gaza berawal ketika Israel meluncurkan serangan mendadak pada Jumat 5 Agustus 2022. Serangan ini menewaskan seorang komandan senior kelompok Jihad Islam.

Kelompok Jihad Islam Palestina Minggu 7 Agustus 2022 mengonfirmasi pembunuhan salah satu komandan senior bersenjatanya dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini