MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Alfiandi turut angkat bicara mengenai metode pencarian di Swiss dengan di Indonesia yang berbeda terkait hilangnya putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz.
Dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi pada Jumat, 3 Juni 2022, Ketua Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Alfiandi mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan Eril hingga saat ini belum ditemukan.
“Kalo masalah sekarang kok belum bisa ditemukan, perlu diingat air yang deras itu adalah hasil dari lelehan atau cairan gletser, sehingga pada musim ini, inikan sudah menjelang musim panas kan itu semakin kuat,” kata Henry Alfiandi.
Henry juga blak-blakan menyebut metode pencarian yang dilakukan pemerintah Swiss masih sangat manual dan berbeda dengan di Indonesia.
Padahal, menurut Henry, diperlukan metode yang lebih canggih untuk mempercepat pencarian.
“Dan sistem pencarian di sana kalo saya liat dia by visual, dia menggunakan teropong air sedangkan di Indonesia kita sudah pakai teknologi radar,” ungkapnya.
Ungkapan Kepala Basarnas ini sontak mengundang respon warganet. Banyak yang membenarkan teori itu dan menyayangkan metode pencarian Tim SAR Swiss terkait hilangnya Eril di sungai Aare.