Tidur Manusia Lebih Sebentar Dibandingkan Monyet

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Apa kalian sudah tahu kalau Manusia tidur lebih sebentar daripada kera, monyet, atau lemur? perbedaan ini berawal dari nenek moyang kita.

Simpanse tidur sekitar 9,5 jam per hari. Tamarin berkepala kapas tidur sekitar 13 jam di malam hari. Monyet bergaris tiga secara teknis adalah nokturnal, meskipun pada praktiknya, mereka hampir tidak pernah bangun—dan tidur selama 17 jam sehari.

Walau waktu tidur kita sebentar, tidur manusia ternyata lebih efektif. Sekitar 22 persen tidur kita ada pada fase rapid eye movement (REM). Orang yang punya REM panjang memiliki tidur lebih berkualitas, memiliki memori lebih panjang, dan kemampuan belajar lebih baik.

Pada hari ini, simpanse dan kera besar lainnya masih tidur di pohon dengan cara sama. Mereka membengkokkan atau mematahkan cabang untuk membuat bentuk seperti mangkuk. Kemudian dilapisi dengan ranting dan dedaunan.

Kera seperti gorila terkadang juga membangun tempat tidur di atas tanah. Jutaan tahun yang lalu, nenek moyang kita hidup, dan mungkin tidur, di pepohonan. Alasan mengapa manusia memiliki kebiasaan tidur yang aneh ini masih diperdebatkan, tapi mungkin jawabannya dapat ditemukan dalam kisah bagaimana manusia berevolusi.

Evolusi tidur manusia adalah cerita tentang menjaga keselamatan, khususnya menjaga keselamatan dalam jumlah.

Tidur singkat yang padat dengan rem kemungkinan adalah hasil evolusi karena ancaman pemangsa yang meningkat ketika manusia mulai tidur di tanah.

Rem adalah fase tidur yang paling banyak terkait dengan mimpi. Jadi masuk akal bahwa ancaman predator membuat jam tidur manusia berkurang.

Nenek moyang kita telah mempersingkat waktu tidur mereka menjadi lebih pendek karena mereka memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan di malam hari daripada istirahat.

Masalah tidur mungkin ada hubungannya dengan stres atau ritme sirkadian yang rusak. Atau mungkin kita kehilangan sekelompok orang yang ada saat manusia berevolusi untuk tidur.

Ketika kita kesusahan tidur, kita bisa jadi mengalami ketidaksesuaian antara bagaimana kita berevolusi dan bagaimana kita hidup sekarang. Banyak orang di bagian dunia Utara dan Barat suka mempermasalahkan durasi tidur mereka karena insomnia atau kewaspadaan yang berlebihan. Itu mungkin yang terjadi ketika nenek moyang kita tidur di sabana

Reporter: Fadila Aliah Hakim

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini