Pengamat : Dirut Pertamina Harus Bersihkan Perairan Utara Jawa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tumpahan minyak mentah PT Pertamina Hulu Energi (PHE) di perairan Karawang hingga Bekasi belum teratasi. Maka, Dirut Pertamina harus bertanggung jawab karena membersihkan perairan itu butuh waktu lama, mungkin hingga lepas 2020.

Tumpahan minyak dari sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) diprediksi mencapai 3.000 barel per hari (BOPD) sehingga membuat hutan bakau rusak. Tak hanya itu, sekitar 1.636,25 hektare tambak garam, tambak udang, bandeng terancam gagal panen karena tercemar.

Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengatakan Dirut Pertamina juga harus segera memperbaiki tata kelola dan bisnis.

”Tumpahan minyak Pertamina itu costnya besar karena menimbulkan pencemaran dan kerusakan ekosistem laut,” ujarnya kepada Mata Indonesia News.

Ferdy seperti dikutip Jum’at 9 Agustus 2019 menjelaskan insiden tersebut semakin mempengaruhi produksi minyak Pertamina.

Apalagi cadangan minyak di Blok ONWJ semakin menyusut karena cadangan minyak tidak banyak lagi. 

Menurutnya, tumpahan minyak di perairan utara Jawa akan sangat berpengaruh pada capaian produksi tahun 2019 ini. 

Penurunan sedikit produksi minyak akan berpengaruh pada lifting migas nasional. Maka Ferdy berharap peristiwa itu membuat Pertamina lebih profesional mengelola bisnis minyak di masa datang.

Berita Terbaru

Sambut Pilkada 2024, PDIP Kulon Progo Jaring Empat Nama Kadernya Maju Bacalon Bupati

Mata Indonesia, Kulon Progo - Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Kulon Progo sedang melakukan penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Ketua DPC PDI Perjuangan Kulon Progo, Fajar Gegana, menyatakan bahwa penjaringan ini dilakukan melalui rapat kerja cabang yang diadakan serentak di 12 pengurus anak cabang (PAC). Salah satu agenda utama adalah penjaringan dari tingkat bawah untuk bakal calon bupati dan wakil bupati.
- Advertisement -

Baca berita yang ini