MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar tak sedap datang dari aktris Maudy Ayunda. Belakangan, terpilihnya Maudy sebagai Juru Bicara Presidensi G-20 ini menuai pro dan kontra.
Dilansir Bloomberg, Peneliti politik LIPI Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan penunjukan Maudy ini dinilai sebagai upaya meredam kritik dari kaum muda terhadap isu-isu strategis seperti masalah pekerjaan dan pelayanan publik.
“Pemerintah lebih condong ke anak muda di perkotaan yang punya hak istimewa, sementara mengesampingkan anak muda yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di pedesaan,” katanya.
Kritikan itu rupanya turut dirasakan oleh warganet. Tak sedikit dari mereka menganggap pemilihan Maudy sebagai Juru Bicara G-20 seperti asal-asalan.
Sudah diduga sebelumnya. Penunjukan Maudy Ayunda sebagai juru bicara G20 akan dikritik karena kurang wawasan dan pengalaman di bidang ekonomi dan politik. Don't get me wrong, I'm not against her. Saya cuma berpendapat, penunjukan dia di sini tdk tepat. https://t.co/GJgCDuTpAW
— Farhan Abdul Majiid (@famajiid) April 18, 2022
Maudy Ayunda has no obligation to refuse Putin's attendance and she is not representing Indonesian Youth❗❗❗ https://t.co/FVj9A6b2Wr
— OnlyFrens (@OnlyFrens) April 18, 2022
“Penunjukan Maudy Ayunda sebagai juru bicara G20 akan dikritik karena kurang wawasan dan pengalaman di bidang ekonomi dan politik.”
“Maudy Ayunda has no obligation to refuse Putin’s attendance and she is not representing Indonesian Youth.”
Tak sedikit warganet menganggap Maudy memang kurang pengalaman untuk menjadi Juru Bicara Presidensi G-20. Bahkan, ada pula yang menganggap pemilihan Maudy sebagai jubir hanya gimmick semata.
Maudy Ayunda yang tidak memiliki pengalaman diplomatik atau ekonomi, resmi ditunjuk sebagai juru bicara pada 31 Maret 2022.
Pada pengarahan pertamanya, dia tampaknya mengabaikan pertanyaan tentang kehadiran Putin. Penyelenggara mengatakan kepada wartawan untuk bertanya tentang kepribadiannya sebagai gantinya.