Waduh! Maudy Ayunda Dikritik Jadi Jubir Presidensi G-20, Netizen: Gak Berpengalaman

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar tak sedap datang dari aktris Maudy Ayunda. Belakangan, terpilihnya Maudy sebagai Juru Bicara Presidensi G-20 ini menuai pro dan kontra.

Dilansir Bloomberg, Peneliti politik LIPI Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan penunjukan Maudy ini dinilai sebagai upaya meredam kritik dari kaum muda terhadap isu-isu strategis seperti masalah pekerjaan dan pelayanan publik.

“Pemerintah lebih condong ke anak muda di perkotaan yang punya hak istimewa, sementara mengesampingkan anak muda yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di pedesaan,” katanya.

Kritikan itu rupanya turut dirasakan oleh warganet. Tak sedikit dari mereka menganggap pemilihan Maudy sebagai Juru Bicara G-20 seperti asal-asalan.


“Penunjukan Maudy Ayunda sebagai juru bicara G20 akan dikritik karena kurang wawasan dan pengalaman di bidang ekonomi dan politik.”

“Maudy Ayunda has no obligation to refuse Putin’s attendance and she is not representing Indonesian Youth.”

Tak sedikit warganet menganggap Maudy memang kurang pengalaman untuk menjadi Juru Bicara Presidensi G-20. Bahkan, ada pula yang menganggap pemilihan Maudy sebagai jubir hanya gimmick semata.

Maudy Ayunda yang tidak memiliki pengalaman diplomatik atau ekonomi, resmi ditunjuk sebagai juru bicara pada 31 Maret 2022.

Pada pengarahan pertamanya, dia tampaknya mengabaikan pertanyaan tentang kehadiran Putin. Penyelenggara mengatakan kepada wartawan untuk bertanya tentang kepribadiannya sebagai gantinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini