Konsep Smart Forest City di Perkotaan IKN

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perkotaan di Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara akan menerapkan konsep hunian Smart Forest City yang ramah pada lingkungan. Pembangunannya dengan konsep berkelanjutan.

“Jadi ada konsep Smart Forest City dan ada bangunan hijau cerdas juga berkelanjutan. Ini tadi ada responsif terhadap topografi,” kata Ketua Bidang Perencanaan Perumahan Kementerian PUPR Dedy Permadi, Kamis, 14 April 2022.

Konsep perkotaan akan memiliki ruang atau area terbuka hijau yang luasannya mencapai antara 50-70 persen. Lokasi hunian di IKN juga akan ada konservasi tanaman lokal dari Kalimantan sebesar 50 persen. Dan konservasi pada tanaman lokal Indonesia mencapai 30 persen.

Menurut Dedy, implementasi bangunan hijau yang cerdas dan berkelanjutan milik IKN juga akan terlihat dari adanya efisiensi terhadap energi, air, material. Serta pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan.

“Kami terjemahkan dari konsep oleh Bappenas. Misalnya efesiensi energi, air, material serta pemanfaatan peliharaannya. Kemudian universal akses, keamanan terhadap bencana, kemudian teknologi cerdas dan adaptif,” ujarnya.

Sebesar 80 persen populasi juga dapat terlayani dengan memiliki akses menuju taman kota. Rencananya 100 persen alur hijau di lokasi tersebut, nantinya tidak akan terputus. Termasuk bersih dari emisi di tahun 2045 (net zero emission).

IKN juga akan menerapkan sistem modular serta partisi pada setiap unit yang moveable. Serta melakukan optimalisasi kualitas iklim dan pengendalian kualitas udara.

Dedy menambahkan luas zona hunian di IKN sekitar 856 hektare (ha). Zona hunian tersebut nantinya bagi pejabat negara, ASN, TNI/Polri seluas 664 hektare dalam bentuk rusun negara, rusun hankam dan rumah negara.

Sedangkan 192 ha untuk rusun milik dan rumah milik sebagai zona hunian bagi masyarakat umum, pekerja konstruksi, perwakilan negara asing dan pelaku usaha. Bahkan, masih terdapat potensi lahan untuk hunian. Dengan alokasi di zona campuran seluas 152 hektar.

“Mungkin agak berbeda dari rumah susun yang kita lihat di Jakarta misalnya, ini adalah rumah susun yang kita rancang untuk bisa menjawab aspek-aspek green dan smart, kemudian menyesuaikan konsep-konsep yang kami sebut di awal,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini