Tindak Tegas Oknum Pejabat di Papua yang Sokong KST Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Terdapat indikasi jika beberapa oknum pejabat daerah di Papua turut berperan sebagai penyandang dana bagi Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Hal ini dikemukakan oleh Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarsyah Fikarno Laksono pada akhir 2021 lalu.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa oknum tersebut harus ditindak tegas karena sudah melawan negara.

“Siapapun dia dan apapun jabatannya yang mendukung KST Papua maka dapat disebut sebagai bagian dari KST Papua, dan hal tersebut sudah melanggar hukum karena menjadi bagian dari kelompok yang melawan negara. Pemerintah harus menindak tegas hal tersebut,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 9 Februari 2022.

Sementara itu Dave menilai kehadiran aparat TNI, Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) sangat penting di Papua. Tujuannya untuk memantau dugaan keterlibatan pejabat tinggi daerah dan mengumpulkan data sehingga lebih cepat untuk memproses mereka secara hukum.

Ia juga menyatakan jika oknum pejabat tersebut disinyalir melatih personel KST Papua untuk melakukan penyerangan, serta perusakan terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial dengan berbagai macam kepentingan.

“Misalnya supaya mereka tidak mengganggu semua kebijakan atau pun juga urusan pimpinan daerah. Juga supaya dibakar, sehingga ada alasan untuk membangun baru. Yang jelas mereka itu sekarang ini tengarai bahwa mereka juga bagian dari permasalahan, bukan bagian dari solusi,” kata Dave.

Maka, Dave juga meminta BIN, Pusat Pelaporan dan Analisi Transaksi Keuangan (PPATK), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendeteksi aliran dana yang membiayai aktivitas KST Papua.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini