Home Cuitan MI CIA dan FBI, Dua Lembaga Intelijen AS yang Jadi Panutan Dunia

CIA dan FBI, Dua Lembaga Intelijen AS yang Jadi Panutan Dunia

0
2211

MATA INDONESIA, JAKARTA – Namanya sangat santer di dunia, Central Intelligence Agency (CIA) dan Federal Bureau of Investigation (FBI). Dua lembaga intelijen AS yang bertugas mengumpulkan informasi dan menindaklanjuti kejahatan yang membahayakan keamanan nasional.

CIA adalah badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat yang berada di lembaga eksekutif, yang dibawahi oleh Director of National Intelligence. Markasnya berlokasi di Langley, Virginia, Amerika Serikat.

Sementara, FBI adalah badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat, yang memiliki kewenangan terhadap investigasi atas berbagai pelanggaran kejahatan federal.

Itu sebabnya FBI memiliki otoritas investigasi yang jauh lebih luas daripada badan penegak hukum lainnya. Dan tentu saja, FBI berbeda dengan polisi. Adapun markasnya, berlokasi di Washington, D.C., Amerika Serikat.

Lalu bagaimana peran kedua lembaga ini dalam menanggani kejahatan di AS

  1. Central Intelligence Agency (CIA)

Amerika Serikat (AS) telah menjalankan kegiatan intelijen asing sejak masa pemerintahan presiden pertama mereka George Washington. Baru sejak Perang Dunia II kegiatan-kegiatan itu dikoordinasikan di seluruh pemerintahan. Sebelum serangan pengeboman Pearl Harbor pada 1941, Presiden Franklin D Roosevelt telah mengkhawatirkan adanya kekurangan intelijen di Amerika. Roosevelt meminta pengacara New York William J. Donovan untuk menyusun rencana badan intelijen.

William J Donovan
William J Donovan

Donovan membentuk Office of Strategic Services (OSS). Namun tetap saja terasa kurang optimal. Maka ia mengajukan lembaga baru yang langsung di bawah kekuasaan presiden AS. Lembaga baru ini adalah lembaga sipil yang tersentralisasi dan kuat, sehingga mampu mengoordinasikan seluruh dinas intelijen. Lembaga ini juga berwenang melakukan operasi subversif di luar negeri. Namun lembaga ini tak memiliki fungsi seperti penegak hukum atau kepolisian.

Atas rencana pembentukan lembaga baru inilah OSS bubar. Karena urusannya dengan luar negeri, maka lembaga baru ini di bawah Departemen Luar Negeri AS. Barulah saat Roosevelt meninggal dan jabatan presiden diambil alih Harry Truman, peran lembaga intelijen hidup kembali.

Perang Dunia II berakhir dan Presiden Harry S Truman mendirikan Kelompok Intelijen Pusat dan Badan Intelijen Nasional pada 1946. Kemudian, pada 1947, Kongres mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional, yang mengarah pada pembentukan Dewan Keamanan Nasional dan CIA seperti yang dikenal saat ini.

Sejak didirikan pada 1947 hingga 2005, CIA dijalankan oleh Direktur Intelijen Pusat (DCI).  Tugas utama CIA adalah mengumpulkan informasi intelijen dan keamanan internasional dari negara asing. Jabatan ini umumnya diisi oleh para pemimpin dari berbagai bidang, termasuk militer, politik, atau bisnis.

Sejumlah orang terkenal memegang jabatan ini, termasuk yang pertama, Roscoe H. Hillenkoetter dan mantan Presiden George HW Bush, yang menjabat selama dua tahun pada 1976-77.

Roscoe H Hillenkoetter, pimpinan CIA pertama
Roscoe H Hillenkoetter, pimpinan CIA pertama

Pada 2004, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Intelijen dan Pencegahan Terorisme. UU ini merombak struktur kepemimpinan badan intelijen dan menempatkan semuanya di bawah naungan posisi Direktur Intelijen Nasional. Termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri dan CIA dengan jabatan setingkat menteri.

Sejumlah orang penting pernah menjabat Direktur CIA. Termasuk mantan Anggota Kongres Demokrat Leon Panetta, yang merupakan Direktur CIA pertama. Panetta bertanggung jawab ketika teknik “interogasi keras” badan tersebut, saat melakukan pengusutan terhadap setelah serangan 9/11, bocor ke publik.

William Burns
William Burns

Direktur CIA saat ini adalah William Burns. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris  melantiknya pada 23 Maret 2021 di Gedung Putih, Washington. Burns adalah mantan diplomat karier selama 33 tahun dan Wakil Menteri Luar Negeri yang pensiun pada 2014. Ia fasih berbahasa Rusia, Arab, dan Prancis, sebelumnya pernah menjadi Duta Besar AS untuk Rusia dan Jordania.

  1. Federal Bureau of Investigation (FBI)

Di tahun 1870, Jaksa Agung Charles Joseph Bonaparte mengeluhkan kekurangan tim penyelidik di timnya. Padahal saat itu kejaksaan sedang melakukan pengusutan kasus-kasus besar yang mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Bonaparte kemudian meminta bantuan dari pihak swasta untuk membantu kejaksaan.

Jaksa Agung Charles Joseph Bonaparte
Jaksa Agung Charles Joseph Bonaparte

Barulah pada 26 Juli 1908, Kongres membuat Undang-Undang baru yang melandasi pendirian agensi formal baru. Namanya Biro Investigasi Departemen Keadilan Amerika Serikat. Kongres kemudian memilih 12 orang agen Dinas Rahasia Amerika Serikat untuk mendirikan biro ini.

Hari pertama mereka bekerja, 26 Juli 1908, kemudian menjadi hari lahirnya FBI. Badan ini untuk menyelidiki para penjahat yang menghindari penuntutan karena melewati batas negara. Sebelumnya, mereka leluasa pergi ke negara bagian lain untuk menghindari tuntutan atas kejahatannya.

Setahun kemudian, Kantor Kepala Pemeriksa berganti nama menjadi Biro Investigasi, dan pada 1935 menjadi Biro Investigasi Federal. Kinerja biro semakin meningkat saat direktur John Edgar Hoover menduduki posisi pimpinan tertinggi. Hoover menjadi direktur pada 1924, yang saat itu masih bernama Biro Investigasi.

J Edgar Hoover
J Edgar Hoover

Selama menjabat sebagai direktur, Hoover mampu membawa badan intelijen yang awalnya merupakan organisasi kecil dan belum cukup memiliki wewenang menjadi biro investigasi terkemuka. Adapun tugas pertama Biro ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan data dari rumah-rumah yang menjadi tempat prostitusi.

Kemudian, di tahun 1932, Biro Investigasi Departemen Keadilan Amerika Serikat mendapat hak independen untuk berdiri sendiri. Akhirnya, di tahun yang sama, ia mengubah namanya menjadi Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat atau U.S. Federal Bureau of Investigation (FBI). Setelah berdiri, badan ini telah menganai berbagai kasus kejahatan. Beberapa di antaranya seperti kasus gangster Al Capone, kasus pembunuh Bonnie dan Clyde, dan investigasi kasus 9/11.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here