Akhir Tragis Kehidupan Hideki Tojo, Lelaki Berjuluk Hitler dari Jepang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Hideki Tojo hingga kini dikenal karena kekejamannya semasa perang dunia kedua.

Begitu kejamnya Tojo, sampai dia dijuluki sebagai “Hitler dari Jepang” saat perang tersebut.

Kekejaman lelaki kelahiran 30 Desember 1884 tersebut dilakukan saat dia berpangkat jenderal Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.

Dia juga menjabat perdana menteri Jepang dari tahun 1941 hingga 1944. Dalam jabatannya itu
Tojo secara vokal mendukung ekspansi Jepang dan serangan pendahuluan terhadap kekuatan kolonial AS dan Eropa.

Tojo memimpin serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 dalam statusnya masih sebagai perdana menteri. Peristiwa itu disebut-sebut mendorong AS terlibat dalam Perang Dunia II.

Tojo juga memimpin Jepang menjajah sejumlah negara di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Di tanah-tanah jajahannya tersebut dia dituding sering bertindak seperti diktator, dia bahkan dituding menyebabkan 4 juta penduduk Cina terbunuh.

Namun, sejak kehilangan dukungan dari Kaisar Jepang Hirohito pada 1944, Tojo mengundurkan diri dari ketentaraan. Begitu depresinya saat ini, Tojo sempat mencoba bunuh diri ketika pasukan AS mengepung rumahnya.

Kala itu Jepang baru saja menyerah tanpa syarat pada September 1945, usai AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Namun upaya bunuh diri itu gagal.

Tojo dihukum karena kejahatan perang di pengadilan militer internasional pada tahun 1948. Dia dinyatakan bersalah, antara lain karena mengobarkan perang agresi dan memerintahkan perlakuan tidak manusiawi terhadap tawanan perang.

Dia dieksekusi mati pada bulan November 1948 dengan cara digantung.(Indah Suci Raudlah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini