Kisah Sally Vincent Membangun Penginapan Casa Grande

Baca Juga

MATA INDONESIA, BURGAU – Tak ada yang tak mengenal Casa Grande di Portugal.

Casa Grande menjadi penginapan yang terkenal di kalangan para petualang. Tak main-main, penginapan itu biasa menampung tamu-tamu dari manca negara seperti AS, Belanda, Jerman, Spanyol, Afrika Selatan, dan negara-negara lainnya.

Konsep penginapan ini adalah model losmen seperti di Indonesia. Tak ada private saat menginap disini. Ruang makan pun sengaja menyatu dengan tuan rumah. Konsepnya saat menginap, tamu serasa di rumah sendiri. Ruang private hanyalah kamar tidur. Setiap malam, para tamu akan berkumpul bersama tuan rumah, berbicara satu sama lain sehingga terjalin keakraban.

Casa Grande tidak hanya terkenal di kalangan para petualang. Orang-orang pentingpun tidak sedikit yang memilih Casa Grande sebagai tempat penginapan mereka selama di Burgau.

Keluarga dari pengusaha hotel India  Vikram Oberoi pernah menghabiskan waktu 1 bulan menginap di Casa Grande.  Musisi punk Billy Idol sempat menghabiskan musim panas di Casa Grande. Bahkan ibunya Billy Idol masih sering berkunjung ke Casa Grande. Salah satu ratu kecantikan dunia pernah menghabiskan musim panasnya di Casa Grande sebelum wafat.

Pemilik Casa Granda adalah Sally Vincent. Ia awalnya aktris muda dan tinggal di London Inggris. Pada tahun 1950an di London Sally bekerja sebagai asisten sutradara di salah satu rumah produksi bernama Pinewood Studios. Salah satu rumah produksi yang cukup terkenal saat itu.

Kehidupan Sally tidak jauh berbeda dengan kehidupan para wanita lainnya. Saat usia Sally yang ke 21 ia memutuskan untuk menikah.

Ia memilih dan menikah dengan John Vincent. Pria ini memiliki pribadi yang lumayan unik. Ia merupakan petualang yang menyanjung kehidupan bebas. Setelah mereka berdua menikah John mengajak Sally untuk meninggalkan London.

Mereka berdua tinggal sebentar di Malta sampai akhirnya mereka membeli land rover usang sebagai alat transportasi mereka dalam bepergian. Keduanya menumpang di kapal kargo menuju Libya, lalu melanjutkan dengan menembus gurun ke arah Maroko. Setelah itu lanjut lagi menaiki kapal feri menuju Spanyol, lalu meneruskan perjalanan ke Prancis. Seperti prinsip yang John pegang; mereka hidup dengan bebas bepergian.

Ruang Makan Casa Grande yang masih Tradisional
Ruang Makan Casa Grande yang masih Tradisional

Sampai akhirnya mereka kembali ke Inggris ketika John memutuskan untuk bekerja di konvensi. Saat itu John menerima tawaran dengan pekerjaan yang sama di Chicago. Selama di AS, Sally melahirkan 2 anak. Setelah kelahiran anak ketiga dan keempat Sally dan John memutuskan untuk kembali ke Eropa.

John dan Sally bersama keempat anaknya berkendaraan selama 1 tahun dengan mobil van yang sudah dimodifikasi. Sampai akhirnya mereka tiba di Burgau, Portugal. Mereka berencana untuk menetap di sana. Burgau berada di ujung selatan Portugal, satu desa sebelum kota paling selatan di kawasan Algarve yang minim jumlah penduduknya.

Penduduk tetap Burgau hanya berjumlah sekitar 450 orang. Dengan kedatangan turis asing pun tidak akan menggandakan jumlahnya sampai 2x lipat. Sebagian besar di desa itu memiliki bangunan berwarna putih dengan cat yang sudah mulai memudar. Hal ini karena udara laut dan juga letaknya terkumpul di jalanan berbatu yang sempit. Wilayah ini hanya memiliki sedikit bar dan restoran.

Sally Vintcent, pemilik Penginapan Casa Grande di Portugal
Sally Vintcent, pemilik Penginapan Casa Grande di Portugal

Kala itu Portugal merupakan negara miskin. Sehingga dengan uang yang mereka bawa saat itu mereka sudah merasa seperti orang kaya. Keluarga ini kemudian ,encari kastil.

Keputusan mereka untuk menetap tidak mudah. Mereka harus pintar-pintar menggunakan uang mereka. Pertama, mereka menggunakan uang tabungan mereka untuk membeli rumah yang besar (Kastil) yang tidak terawat. Rumah yang mereka beli saat itu bahkan tidak ada aliran air dan listrik sehingga harus mengeluarkan uang tambahan untuk merenovasi. Perlu waktu 1 tahun bagi mereka untuk merenovasi rumah tersebut kembali seperti awal baru dibangun.

Setelah menghabiskan uang tabungan mereka untuk merenovasi rumah, mereka mencari pemasukan dengan menyewakan rumah itu sebagai hostel yang menyediakan penginapan serta makan pagi. Hostel mereka itu bernama Casa Grande. Sally juga mencari pemasukan tambahan dengan menjalankan bisnis restoran di bekas toko anggur lawas.

Setelah 1 dekade keluarga mereka menetap di Burgau, John harus kembali ke AS karena bekerja. Ia meninggalkan Sally dan keempat anaknya. John meninggalkan mereka tanpa pesan dan pemberitahuan. Kabarnya John membangun rumah tangganya yang baru bersama wanita lain di AS.

Kamar Tidur di Casa Grande
Kamar Tidur di Casa Grande

Tentu tidak mudah bagi Sally saat mengetahui John pergi meninggalkan mereka. Apalagi saat ia mendengar kabar bahwa John sudah punya keluarga sendiri di AS. Sally yang ditinggalkan oleh John, mengurus keempat anaknya dan terus melanjutkan untuk mengurus Casa Grande dan restoran.

Awalnya ada tamu dari Inggris yang menginap di Casa Grande. Tamu ini merasa senang dengan penginapan ini dan cara Sally memperlakukannya. Saat ia kembali ke Inggris, tamu itu bercerita kepada kawan-kawannya. Dari mulut ke mulut, nama penginapan ini pun jadi terkenal.

Casa Grande sekarang hanya mampu memuat 16 tamu dalam satu waktu. Dan biasanya rumah itu penuh pada bulan Mei dan September.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini