MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah tantangan bagi penyelesaian masalah Papua telah menanti Panglima TNI yang baru, Jenderal Andika Perkasa. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono.
Selama masa dinas 13 bulan ke depan, Andika akan dihadapkan dengan isu pertahanan dan keamanan di Papua. Namun Dave juga menekankan penyelesaian masalah Papua tak boleh hanya diserahkan ke TNI.
“Misalnya terkait serangan fisik ada, masih ada pihak yang menyuplai senjata, peluru, serta dana ke kelompok separatis dan teroris (KST) di sana. Dan mereka yang menyuplai itu, semua juga berasal dari dalam (Papua) juga,” ujarnya, Senin 8 November 2021.
Ia juga memaparkan bahwa ada sejumlah elit politik Papua yang menggunakan dana korupsi untuk membiayai pergerakan KST Papua. “Dan itu membuat permasalahan ini berlarut-larut tak ada hentinya,” katanya.
Dave juga berharap aplikasi teknologi di lingkungan TNI harus terus berkembang. Militer Indonesia butuh peralatan tempur, patroli, serta pengawasan yang harus memanfaatkan teknologi.
“Kita harus meningkatkan kemampuan SDM kita, kita harus berani investasi juga di research and development, sehingga kemampuan TNI itu ya udah bisa mengisi kekosongan-kekosongan yang ada,” ujarnya.
Selanjutnya terkait soliditas TNI dan Polri, Dave mengatakan Andika harus memprioritaskannya. Jangan sampai ada konflik-konflik di antara mereka sendiri.
“Hal inilah yang yang harus dijaga jangan sampai hal itu terjadi lagi di depan,” katanya.
Mengenai diplomasi militer, Dave meminta Andika memastikannya bisa benar-benar terbentuk dan berjalan, sehingga isu apa pun yang mencuat di forum-forum internasional, misalnya isu HAM, bisa teratasi dengan baik.
“Kita berharap dengan Komisi I, agar komunikasi Jenderal Andika semakin intensif di depan. Jadi segala macam isu yang ada, pun juga perundang-undangan yang perlu dibuat ke depannya, semua PR (pekerjaan rumah) tersebut bisa segera diselesaikan,” ujarnya.