Tagar ‘Boycott Hybe NFT’ Trending di Twitter

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Perusahaan musik terkemuka asal Korea Selatan ini jadi buah bibir netizen penggemar K-pop seluruh dunia. Label musik yang menaungi Big Hit Music, Source Music, dan Pledis ini kabarnya akan memasuki bisnis blockchain non-fungible token (NFT).

Mengutip dari Allkpop, HYBE Labels ini secara resmi telah mengumumkan bahwa mereka akan memasuki bisnis NFT. Pengumuman ini rilis bersamaan dalam video unggahannya yang bertajuk ‘2021 HYBE Briefing With Community’ pada 4 November 2021.

Namun yang menjadi perhatian publik adalah HYBE kini jadi kehilangan fokusnya pada musik. Banyak yang berpendapat bahwa mereka jadi terfokuskan pada bisnis yang lebih mengejar keuntungan.

Hal ini mengacu pada 860.004 saham yang telah HYBE akuisisi (2,5% saham) yang senilai 500 miliar won atau sekitar 6 triliun rupiah di Dunamu, Upbit, dan mata uang kripto Korea. Jadi, HYBE harus memberikan benefit untuk investor-investornya dengan membangun kemitraan jangka panjang bersama Dunamu dalam mempromosikan proyek NFT ini.

Dalam proyek ini, mereka berencana untuk menghilangkan photocardphotocard yang ada dan memproduksi photocard digital. Mereka akan memberikan nomor otentikasi atau pendaftaran unik pada musik dan photocard tiap bintang K-pop naungannya, seperti BTS, SEVENTEEN, TXT, dan lainnya yang akan diperdagangkan melalui aplikasi Weverse.

Namun tampaknya netizen mengecam proyek baru HYBE ini hingga membuat tagar ‘#BoycottHybeNFT’ trending di Twitter. Karena hal ini bertentangan dengan pidato BTS di PBB pada 20 September 2021.

Berikut beberapa kometar warganet terkait HYBE yang merambah ke bisnis lain selain musik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini