Simak Gaes! Ini Lho Makna dan Filosofi Obor PON XX Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Obor Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX tahun 2021 memakai obor berbentuk tifa, alat perkusi tradisional orang Papua. Apa makna dan filosofi di baliknya?

Alat musik Tifa terdapat pada kebudayaan masyarakat Papua dari wilayah pesisir, daratan rendah hingga daerah pegunungan di Tanah Papua. Bentuk yang unik dari obor ini hasil desain dari sosok bernama Reza Pamungkas.

Dipilihnya obor model Tifa karena alat perkusi tradisional ini sudah mencangkup filosofi dan budaya orang Papua. Pada Obor tersebut terdapat berbagai ukiran motif asli Papua, namun banyaknya kekayaan budaya di tanah Papua sehingga tidak semua terakomodir dalam obor berbentuk tifa tersebut.

Ada tiga makna penting di dalam obor berbentuk Tifa ini, terutama menyangkut kehidupan sehari hari orang Papua dan bagaimana menyatukan perbedaan dengan mendengar bunyi tabuhan Tifa yang memanggil orang untuk berkumpul merayakan pesta kemenangan maupun perdamaian.

Api obor pun bersumber dari api abadi di Klamono-Sorong, tempat pertama kali dilakukan pengeboran minyak dan gas alam oleh pemerintah Belanda di jaman Nederlands Nieuw Guinea. Bagian atas obor Tifa terdapat motif alam (gunung, gelombang dan ombak) menggambarkan wilayah adat dari wilayah dari Mamta/Tabi, Mee Pago dan Lapago.

Dalam budaya adat Saireri dan Domberai ada motif ular, pucuk pakis, genemo dan kelapa. Sedangkan bagian bawah dari obor Tifa PON terdapat motif Lipan/lintah di noken, gelang tangan dari orang Moni di wilayah Meepago. Motif alam lainya adalah sungai di wilayah Selatan terutama suku Asmat, Kamoro, Malind Anim di wilayah Ha Anim.

Selain itu pada motif dan filosofi lentera adalah motif tusuk hidung “Bipane” dari suku Asmat wilayah Ha Annim. Pada Obor Tifa juga terdapat motif dan filosofi tungku dalam budaya Papua, misalnya motif alam gunung dan gelombang dan ombak di wilayah Mamta/Tabi, Lapago dan Mee Pago.

Sedangkan motif tusuk hidung dari kulit kulit kerang di wiliayah Ha Anim menyimbolkan kebesaran, kedewasaan dan tanggungjawab. Ada pula motif pucuk kelapa dalam obor tifa PON dari wilayah adat Tabi/Mamta merupakan symbol kedewasaan seseorang dan tanggungjawab. Selanjutnya motif alam (ombak, gelombang dan Gunung) di wilayah adat Mamta, Saireri, dan Ha Anim.

Terakhir dalam motif Obor Tifa PON terdapat motif Totem (mata leluhur) dari Yali Lapago sebagai symbol pengawasan leluhur.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini