MATA INDONESIA, BEIJING – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengejek Amerika Serikat (AS) dan keruntuhan rezim Afghanistan yang didukung Paman Sam. Ia juga membagikan video, di mana kelompok Taliban menggunakan pesawat yang mereka rampas sebagai ayunan.
Dalam akun Twitter-nya, Lijian memposting video dan mengklaim bahwa Afghanistan adalah “kuburan kekaisaran dan mesin perang mereka. Dalm video tersebut, kelompok Taliban mengikat tali ke sayap pesawat yang mereka rampas dan menggunakannya bak wahana bermain, sementara satu orang lainnya terlihat mendorong temannya.
The graveyard of EMPIRES and their WAR MACHINES. Talibans have turned their planes into swings and toys….. pic.twitter.com/GMwlZKeJT2
— Lijian Zhao 赵立坚 (@zlj517) September 9, 2021
“Makam KEKAISARAN dan MESIN PERANG. Taliban telah mengubah pesawat mereka menjadi sebuah mainan,” tulis Lijian dalam akun Twitter-nya, melansir Russia Today, Sabtu, 11 September 2021.
Sebagaimana diketahui bahwa pesawat yang digunakan Taliban untuk dijadikan ayunan merupakan ‘warisan’ dari pemerintah Afghanistan yang didukung AS. Dan Taliban yang kini menguasai Afghanistan merebut sejumlah besar perangkat keras militer AS dan Barat.
Meskipun sebagian besar hancur selama penarikan yang kacau, Taliban telah mewarisi miliaran USD peralatan NATO dan tentara Afghanistan.
Menurut Defense News, mengutip laporan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan pada Juli, Angkatan Udara Afghanistan memiliki 23 pesawat serang A-29, empat pesawat angkut C-130, dan 33 versi militer Cessna Caravan.
Taliban juga mengoperasikan sekitar 150 helikopter, termasuk helikopter utilitas UH-60 Black Hawk buatan AS dan Mi-17 Soviet, yang sedang dipensiunkan. Sejumlah pesawat ini diterbangkan ke Uzbekistan saat Taliban mendekati Kabul.
Kelompok ini baru-baru ini mengadakan parade senjata di jantung Kandahar. Di mana Taliban memamerkan peralatan militer yang mereka rampas. Telah dilaporkan bahwa mereka sekarang memiliki sebanyak 2.000 kendaraan lapis baja.
Lijian menambahkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan tak ubahnya dengan perang AS di Vietnam yang gagal.