MATA INDONESIA, JAKARTA – Pembangunan Jembatan Sei Alalak yang merupakan jembatan cable-stayed (kabel pancang) melengkung pertama di Indonesia sudah selesai. Jembatan yang akan menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala telah berhasil melalui uji beban dalam prosesnya untuk mendapatkan sertifikat laik fungsi.
Pembangunan ini melibatkan Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk–PT Pandji (KSO WIKA – Pandji).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi pada Jembatan Sei Alalak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama dua hari, yaitu 30-31 Agustus 2021.
Pelaksanaan uji beban tersebut berlangsung secara ketat dan diawasi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dengan melibatkan sebanyak 32 truk dengan masing-masing beban seberat 24 ton.
Direktur Pembangunan Jembatan Kempupera Yudha Handita Panjiriawan mengatakan secara keseluruhan hasil uji beban menunjukan hasil yang baik, data pengujian kemudian akan dibahas secara teknis oleh KKJTJ untuk rekomendasi keluarnya sertifikat laik fungsi. “Secara umum hasil ujinya baik, ketika diberikan beban, lalu bebannya di-release kondisi jembatannya kembali seperti semula, ini mengindikasikan struktur jembatannya baik,” ujar Yudha, Minggu 5 September 2021.
Konstruksi struktur utama jembatan secara umum sudah selesai. Saat ini di lapangan hanya ada pekerjaan pembongkaran jembatan rangka baja yang lama dan proses penyelesaian akhir yang ditargetkan rampung pada akhir minggu pertama September. Serah terima sementara pekerjaan provisional handover (PHO) direncanakan dilaksanakan pada 15 September.
Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Proyek jembatan ini dibangun dengan bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears)
Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk Agung Budi Waskito menjelaskan Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di tanah air. Proyek tersebut semakin menambah rekam jejak dan portofolio WIKA sebagai kontraktor yang concern dan implementatif pada pengembangan teknologi terkini konstruksi jembatan modern. Sebelumnya, lerseroan telah mengambil peran vital dalam konstruksi signature jembatan, antara lain Jembatan Suramadu, Jembatan Cikubang, Jembatan Merah Putih, Jembatan Tumbang Samba, Jembatan Tayan, hingga Simpang Susun Semanggi.
Metode konstruksi yang digunakan pada Jembatan Sei Alalak adalah longline matchcast system, di mana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas terbaik. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar dek jembatan serta menambah estetika.