MINEWS, JAKARTA – Usai dipamerkan di ajang fashion show skala internasional “La Mode Sur La Seine a Paris’ yang digelar oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC), kain Tenun Troso Jepara justru menuai kontroversi.
Mendadak muncul petisi online yang mengklaim jika Tenun Troso Jepara telah menjiplak Tenun Ikat SUmba. Petisi tersebut pun sudah tersebar luas di sosial media.
Petisi yang dibuat oleh Herman Umbu Billy di laman change.org itu bahkan sudah ditandatangani nyaris 10 ribu orang. Pembuat petisi mengklaim jika motif Tenun Troso Jepara yang dipamerkan di ajang internasional itu merupakan milik Tenun Ikat SUmba.
Lantas, seperti apa sebenarnya Tenun Troso Jepara yang menuai kontroversi itu? Dikutip dari tenuntroso.com, Rabu, 3 Juli 2019, Tenun Troso Jepara menjadi salah satu alternatif bagi para penikmat tenun untuk berburu motif tenun yang ada di Indonesia karena Tenun Jepara diproduksi dengan mengadopsi motif tenun yang ada di berbagai daerah lain, seperti Tenun Toraja, Tenun Lombok, Tenun NTT dan NTB, Tenun Makassar, Tenun Dayak dan juga Tenun Bali.
Masing-masing daerah di nusantara itu memiliki motif khasnya masing-masing yang berbeda sehingga membuat Jepara kerap menjadi salah satu tempat yang jadi rujukan untuk mencari berbagai motif tenun.
Nama Troso sendiri berasal dari nama Desa Troso, yakni salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Di Desa inilah terdapat komunitas pengrajin Tenun Ikat Troso.
Awalnya, Tenun Troso dibuat dengan teknik tenun gedok. Namun kemudian berkembang menjadi tenun ikat. Dan pada akhirnya masyarakat Jepara dan sekitarnya lebih mengenal jenis kain ini dengan sebutan Tenun Troso.