MATA INDONESIA, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) cemas akan meningkatnya potensi serangan terorisme di Afghanistan. Namun kecemasan tersebut bukan dari kelompok Taliban, melainkan ISIS-K.
Dalam program NBC Nightly, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan bahwa ancaman utama datang dari kelompok ISIS-K yang notabene musuh bebuyutan Taliban.
Sullivan juga mengungkapkan, melakukan evakuasi warga AS dari Afghanistan adalah operasi yang sangat berisiko. Taliban memang mengizinkan orang-orang menuju bandara, tetapi serangan atau gangguan bisa saja datang dari sang musuh bebuyutan, ISIS-K.
“Salah satu kontinjensi yang sangat kami fokuskan, garis fokus adalah potensi serangan teroris oleh kelompok seperti ISIS-K, yang tentu saja adalah musuh bebuyutan Taliban, jadi kami akan terus bekerja untuk meminimalkan risiko dan maksimalkan jumlah orang di pesawat,” kata Sullivan, melansir US News.
Hingga saat ini, Sullivan belum dapat memastikan berapa banyak warga AS yang masih berada di Afghanistan. Meski demikian, pemerintahan Presiden Joe Biden berkomitmen untuk membawa semua warga negaranya yang ingin pulang.
“Kami menjalin kontak dengan Taliban untuk memungkinkan perjalanan yang aman ke bandara dan berupaya membawa warga Amerika dan Afghanistan ke bandara,” sambungnya.
Negara Islam Khorasan atau yang juga dikenal sebagai IS-K atau ISIS-K, tetap aktif tiga tahun setelah didirikan, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS). Kelompok tersebut diyakini mendapat dukungan dari ISIS di Irak dan Suriah.
ISIS-K juga bertanggung jawab atas hampir 100 serangan terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan. Kelompok ini juga terlibat bentrok –setidaknya 250 kali, dengan pasukan keamanan AS, Afghanistan, dan negara tetangga, Pakistan sejak awal 2017.