Hidup Berdampingan dengan Virus Corona, Klub Malam di Inggris Kembali Buka

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Segelas wine, hitungan mundur tengah malam, bukan, ini bukan sebuah peringatan malam tahun baru, tapi mungkin juga untuk sebuah klub malam di Inggris setelah beberapa waktu ditutup akibat pandemi Covid-19.

Dari London hingga Liverpool, ribuan anak muda berencana untuk menari semalaman di pesta-pesta. “Hari Kebebasan,” begitu mereka menyebutnya. Sebab terhitung Senin, 19 Juli 2021, pemerintah Inggris resmi menyudahi segala bentuk pembatasan.

Klub malam, yang telah ditutup sejak Maret 2020, akhirnya dapat dibuka kembali tanpa batasan atau masker dan persyaratan pengujian. Banyak pesta pembukaan kembali yang direncanakan untuk acara itu terjual habis beberapa hari ke depan.

“Ini adalah saat yang kami tunggu-tunggu dan yang para pelanggan kami tunggu,” kata Tristan Moffat, direktur operasi tempat musik London The Piano Works, melansir English al Arabiya.

Bisnis itu berencana membuka pintunya lagi setelah kehilangan sekitar 40 ribu pound atau sekitar 800 juta Rupiah per sebulan selama pandemi. Dan pesta hari kebebasan dimulai pada Minggu (18/7) dengan hitungan mundur hingga tengah malam dan pemberian minuman gratis.

Sementara bisnis hiburan dan ravers bergembira, banyak warga Inggris yang khawatir tentang keputusan pemerintah Inggris yang berencana melanjutkan dengan membuka kembali ekonomi sepenuhnya dan tidak lagi mewajibkan masker pada saat kasus COVID-19 meningkat pesat.

Untuk diketahui, lebih dari 54.000 kasus baru dikonfirmasi pada Sabtu (17/7), jumlah harian tertinggi tertinggi sejak Januari, meskipun angka kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan sejauh ini relatif rendah.

Para pejabat telah berulang kali menyatakan keyakinannya bahwa program vaksin di negara tersebut telah mencapai – 67,8 persen orang dewasa, atau lebih dari setengah dari total populasi, telah menerima dua dosis – akan menjaga ancaman terhadap kesehatan masyarakat.

Tetapi para ilmuwan internasional terkemuka menggambarkan “Hari Kebebasan” Inggris sebagai ancaman bagi seluruh dunia, dan sebanyak 1.200 ilmuwan mendukung mengkritik keputusan pemerintah.

Pepala petugas medis Perdana Menteri Boris Johnson, Chris Whitty, bahkan memperingatkan bahwa Inggris berpotensi mendapat masalah baru. Ia juga ragu bahwa hidup tidak akan seketika kembali seperti sebelum pandemi.

Ahli virolgi klinis di Universitas Leicester, Julian Tang mengatakan bahwa klub malam adalah tempat penyebaran Covid-19 yang kuat. Hal itu dikarenakan basis pelanggan inti mereka remaja usia 18 hingga 25 tahun belum mendapatkan suntikan kedua yang diperlukan untuk meningkatkan kekebalan.

“Populasi itu belum sepenuhnya divaksinasi. Mereka berada dalam kontak yang sangat dekat, bernapas dengan berat, berteriak sangat keras mengikuti musik, menari dengan orang yang berbeda. Itu adalah wadah pencampur yang sempurna bagi virus untuk menyebar dan bahkan menghasilkan varian baru,” tutur Julian Tang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini