Keren! Puluhan Musisi Bakal Tutup Euro 2020 di Mola TV

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mola TV gelar penutupan piala Euro 2020 yang digelar hari ini, Minggu 11 Juli 2021. Dalam acara tersebut, Mola menghadirkan acara Mola Chill Festival yang menghadirkan puluhan musisi ternama.

Para musikus legendaris yakni Seal, Fatboy Slim, Kodaline, dan Peach Tree Rascals akan mengisi acara ini. Tak cuma mereka, ada pula puluhan musikus Indonesia yang turut meramaikan Mola Chill Festival di antaranya Efek Rumah Kaca, The S.I.G.I.T, Monita Tahalea, Shaggy Dog, dan White Shoes And The Couples Company.

Acara ini akan berlangsung selama 13 jam, yakni dari pukul 10.00 WIB sampai 23.00 WIB. Mola Chill Festival juga akan dipandu oleh peraih Grammy Awards asal Inggris Jacob Collier, Eno ‘NTRL’, Stevi Item, Intan Aletrino dan Nadila Ernesta.

Sementara itu, Mola Chill Festival memang menghadirkan lebih dari 25 artis lokal dan internasional. Pesta tersebut dibuat untuk menutup acara piala Euro 2020 dan sekaligus menghibur para penonton setia Mola TV.

Tak hanya itu, Mirwan Suwarso mengatakan acara ini  sebagai bentuk perayaan Mola TV yang menembus dua juta pelanggan berbayar. Mirwan ingin mengapresiasikan pencapaian itu dengan memberi hiburan spektakuler untuk para penonton Mola TV.

Mola Chill Festival kembali digelar untuk menemani penonton Mola menunggu puncak acara final UEFA EURO 2020™️ yang akan kami siarkan di malam yang sama.  Acara ini bisa juga dikatakan sebagai bentuk perayaan kami karena pelanggan Mola kini menembus dua juta pelanggan berbayar,” ucap Mola Mirwan Suwarso.

Buat kamu yang penasaran, segera saksikan penutupan Euro 2020 dan Mola Chill Festival di Mola TV sekarang juga!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pusaran Konflik di Pantai Sanglen Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Berangkat dari penutupan akses masuk Pantai Sanglen, Kemadang, Gunungkidul, yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta dan Obelix. Warga setempat, yang selama ini memanfaatkan lahan Pantai Sanglen untuk bertani dan mencari nafkah, merasa terpinggirkan. Mereka khawatir pengembangan pariwisata berskala besar akan mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal dan merusak lingkungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini