MINEWS.ID, JAKARTA – Menjadi presiden ternyata tidak selalu membutuhkan nilai akademik tinggi maupun dari keluarga kaya. Terbukti, presiden kita saat ini Jokowi, mampu meraihnya walaupun dia bukan dari keluarga kaya dan memiliki prestasi akademik menganggumkan sewaktu kuliah.
Namun, Tuhan berkata lain. Lelaki dari keluarga miskin dan berperawakan kurus itu terpilih menjadi presiden, meski hujan fitnah kepadanya tidak kunjung berakhir.
Dalam sebuah wawancara televisi, Jokowi mengaku tidak pernah mencapai angka indeks prestasi kumulatif (IPK) tiga. Bahkan dapat angka dua pun sudah bersyukur dia.
Jokowi juga tidak berangkat dari keluarga kaya. Masa kecilnya terbilang hidup susah, karena ayahnya hanya penjual kayu pinggir jalan dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Maka untuk sampai kepada jabatan Presiden, Jokowi harus melalui berbagai jalan yang tidak mudah sedari kecil.
1.Biasa Berbisnis di Pasar
Sejak kecil sering membantu ayahnya berjualan kayu di pinggir jalan dan di pasar. Saat menjadi siswa SD Jokowi sudah membiayai sendiri sekolahnya dari hasil berdagang apa saja.
Receh demi receh dia kumpulkan dari hasil berjualan tersebut sehingga sekolahnya tidak pernah kesulitan finansial.
Ketika berjualan di pasar, dia sering melihat para pedagang dikejar-kejar aparat, diusir tanpa rasa kemanusiaan.
Saat hujan, Jokowi kecil juga tidak melewatkan mencari uang dari menawarkan jasa ojek payung. Dia juga membantu para ibu membawakan belanjaannya hingga menjadi kuli panggul.
Maka sejak kecil dia sangat tahu bagaimana susahnya menjadi rakyat.
2. Diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Keigigihannya yang dia tanamkan dalam diri sendiri sejak kecil itu terus berlanjut hingga dewasa. Dia tetap bersekolah walaupun harus menempuhnya dengan berjalan kaki untuk menghemat uang.
Hal tersebut juga terbawa hingga kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Dia memanfaatkan kesempatan itu mempelajari struktur kayu dan bagaimana pemanfaatannya serta teknologinya.
3. Setelah kuliah Jokowi menjadi tukang gergaji kayu
Pemahamannnya tentang kayu akhirnya meyakinkan Joko Widodo untuk menjadi tukang gergaji kayu setelah menyelesaikan kuliahnya di UGM. Pesatnya perkembangan industri kayu saat itu membuatnya beralih menekuni bisnis mebel.
Rumah kecil milik orang tuanya akhirnya dia jaminkan ke bank untuk memperoleh modal membesarkan usahanya. Risikonya memang terbilang besar namun tidak dia sia-siakan. Ketekunannya pun berbuah dengan semakin majunya perusahaan tersebut hingga mampu melakukan ekspor.
4. Masuk dunia politik
Setelah sukses di dunia bisnis, Jokowi mencoba ranah politik. Banyak yang meragukannya saat itu, namun beruntungnya Jokowi berhasil memasuknya di saat warga Solo sedang merasa jenuh dengan walikotanya. Akhirnya Jokowi bisa menduduki jabatan Walikota Solo.
5.Kisah Sukses Benahi Solo
Nama Jokowi cemerlang saat memimpin Solo. Dengan slogan “Berseri Tanpa Korupsi” dia menciptakan sistem pemerintahan yang terhindar dari praktik korupsi.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Dengan menerapkan branding “Solo: The Spirit of Java“, Jokowi mampu mendongkrak prestasi Kota Solo.
Kepopulerannya menjadi semakin menjadi saat melakukan relokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari. Itulah relokasi pedagang yang dilakukan tanpa ribut-ribut karena komunikasi yang dibangun Jokowi.
6. Membenahi Jakarta
Kesuksesannya di Solo memudahkan Jokowi memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 hingga dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta 15 Oktober 2012.
Selama menjadi gubernur Jokowi membuat sejumlah kebijakan untuk menanggulangi kemacetan di ibu kota antara lain merencanakan kebijakan untuk Transportasi di DKI dengan cara peremajaan bus tua.
Dia juga mengutamakan pembangunan Moda Raya Transportasi (MRT) dan monorel dibanding menambah ruas jalan tol. Selain itu, menambah jalur sepeda, hingga menerapkan pajak parkir mobil yang tinggi.
7. Mendapat Restu Megawati Jadi Presiden
Selama setahun menjabat Gubernur DKI Jakarta, Jokowi ditunjuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Republik Indonesia.
8. Hujan fitnah menuju kursi presiden
Menuju kursi Presiden, Jokowi harus menghadapi hujan fitnah yang ditujukan pada dirinya selama pilpres 2014. Fitnah yang dilontarkan pun tidak hanya soal kebijakan, namun menyinggung soal SARA dimana dirinya dituduh bukan Islam dan memiliki nama asli Ir Hibertus Joko Widodo. Dan yang paling kejam, Joko Widodo sempat diisukan meninggal melalui iklan sebuah Koran. Baca selengkapnya di sini.
9.Terpilih menjadi Presiden
Namun, Tuhan berkata lain. Lelaki dari keluarga miskin dan berperawakan kurus itu terpilih menjadi presiden, meski hujan fitnah kepadanya tidak kunjung berakhir.