MATA INDONESIA, JAKARTA – Kesehatan dan kesejahteraan seksual diklasifikasikan sebagai keadaan aspek fisik, emosional, mental, sosial, dan spiritual dalam kaitannya dengan seksualitas.
Ini adalah komponen penting dari kesehatan yang baik. Kesehatan seksual yang buruk, baik psikologis maupun patologis, dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup remaja dan pria dewasa.
Keintiman seksual selalu distigmatisasi dan orang-orang ragu untuk membicarakan seksualitas mereka secara terbuka. Dalam skenario saat ini, pandemi tidak hanya memperburuk kesehatan mental tetapi juga mempengaruhi masalah kesehatan seksual di antara individu.
Salah satu alasan utama meningkatnya tingkat stres di antara individu adalah karena faktor-faktor seperti pekerjaan, ketidakseimbangan kehidupan kerja, tantangan keuangan, kurangnya sosialisasi, serta konflik hubungan.
Stres secara langsung memengaruhi hormon dan suasana hati. Sehingga menghilangkan libido dan memengaruhi waktu berkualitas bersama pasangan. Tak jarang hal ini membuat seseorang menjadi perokok atau pecandu alkohol yamg kemudian dapat mempengaruhi kinerja seksual.
Ini dapat menyebabkan masalah seperti ejakulasi dini, disfungsi ereksi, libido berkurang, dan kesuburan pria. Padahal, seorang pria harus kuat secara fisik, mental, dan spiritual.
Sebuah studi Italia baru-baru ini (WebMD) menemukan bahwa Covid-19 meningkatkan risiko mengembangkan disfungsi ereksi (DE) hampir enam kali lipat. Diabetes, obesitas, dan merokok yang meningkatkan risiko tertular COVID -19 juga merupakan faktor risiko DE.
Melansir Times of India, berikut masalah kesehatan seksual yang umum mempengaruhi pria, di antara lain:
Penyakit Kardiovaskular – Adalah penyakit paling umum pertama dan kedua pada pria dan wanita. Dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan perubahan pola makan dapat melakukan keajaiban.
Depresi dan Diabetes – Jika tidak diobati, diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf dan ginjal, penyakit jantung dan stroke, dan bahkan masalah penglihatan atau kebutaan. Pria dengan diabetes menghadapi risiko kadar testosteron yang lebih rendah dan impotensi seksual. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan depresi atau kecemasan.
Penyakit hati – Pasien yang terkena penyakit hati cenderung meningkat pada gagal hati lanjut. Proses ini secara langsung terkait dengan sirosis atau pengobatannya, seperti transplantasi hati, atau obat-obatan tertentu (misalnya beta-blocker). Terlepas dari sirosis, faktor lain dapat menyebabkan masalah seksual pada pasien yang menderita penyakit ini.
Ejakulasi dini – Jika Anda mengalami ejakulasi sebelum atau segera setelah memulai aktivitas seksual, Anda mungkin mengalami ejakulasi dini. Faktanya, ini bisa menjadi tanda peringatan disfungsi ereksi di antara pria yang lebih tua, atau gangguan kecemasan yang mendasarinya.
Disfungsi Ereksi – Jika Anda mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan seks, Anda mungkin menderita disfungsi ereksi (DE). Disfungsi ereksi terjadi ketika tidak ada cukup aliran darah ke Mr. P untuk mempertahankan ereksi.
Dalam banyak kasus dapat dikaitkan dengan kondisi fisik, penyakit pembuluh darah, ketidakseimbangan tiroid, diabetes, dan hipertensi. Bisa juga disebabkan oleh kondisi psikologis, seperti kecemasan, stres, dan depresi.