Vaksinasi Wajib Menyasar Daerah yang Berkontribusi Besar Terhadap Ekonomi Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Khusaini memiliki saran untuk pemerintah terkait program vaksinasi massal. Ia mengatakan, vaksin merupakan salah satu kunci utama dalam upaya penanganan Covid-19. Oleh sebab itu, ia menganjurkan agar daerah yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional diberikan prioritas utama.

“Saat ini kita tidak bisa mengambil kebijakan yang hitam putih, harusnya sektoral dan spasial. Jadi, seharusnya daerah yang berkontribusi besar terhadap perekonomian itu didahulukan,” ujarnya, Jumat 18 Juni 2021.

Ia juga mengharapkan agar percepatan distribusi vaksin harus terus didorong untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, sekaligus diiringi dengan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.

“Di berbagai negara, tingkat vaksinasi yang tinggi akan makin bagus terhadap ekonomi. Kedua, kedisiplinan masyarakat juga harus ditegakkan. Karena kalau tidak, sia-sia semua usaha kita,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ekonom senior Aviliani. Ia mengatakan, seharusnya pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk daerah yang memiliki pasar terbesar.

“Kan ada kota-kota yang mendominasi pasar lebih dari 60 persen, seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya. Jadi kita bisa lihat potensi penduduk yang jadi market terbesar harus divaksin duluan,” katanya.

Selanjutnya mengenai vaksin Gotong Royong, ia menilai pemerintah tidak perlu turun tangan menangani vaksin Gotong Royong. Sebaiknya pihak swasta yang mengurus prosesnya sendiri. Cara itu akan lebih efektif untuk mempercepat distribusi vaksin karena bisa meminimalisasi panjangnya antrean.

“Kalau mereka mau bergerak ya biarkan saja, biar tidak menunggu antrean. Kalau akhirnya menunggu giliran, pertumbuhan ekonomi jadi terhambat,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini