MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso mengatakan bahwa rencana biaya tarik tunai dan cek saldo di ATM Link resmi ditiadakan.
Sunarso menyatakan banyaknya polemik ketimbang manfaat yang akan diperoleh keempat bank BUMN menjadi alasan di balik diurungkannya kebijakan tersebut.
“Tadinya tujuan (rencana pengenanaan biaya) mau mengedukasi supaya orang beralih ke mobile banking. Tetapi rasanya polemiknya lebih besar daripada manfaat yang kecil yang diperoleh bank, maka kami berempat sepakat memutuskan tidak mengenakan biaya,” kata Sunarso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR.
Semua bank, dikatakan Sunarso, sebenarnya mengenakan tarik untuk cek saldo dan tarik tunai di setiap ATM apabila melakukan transaksi off us. Menurutnya, hanya bank Himbara yang selama ini tidak menerapkan tariff atau biaya di ATM Link.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Himbara memiliki rencana menormalkan transaksi ATM Link dengan menerapkan tarif untuk cek salso sebesar 2,500 Rupiah dan tarik tunai sebesar 5,000 Rupiah untuk transaksi off us.
Sementara tarif transfer tetap tak berubah, yakni 4,000 Rupiah. Hingga saat ini, total ATM untuk bank plat merah di antaranya BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN yang sudah terhubung dalam jaringan Link tercatat mencapai 45.000 ATM.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, penyesuaian biaya transaksi cek saldo dan tarik tunai nasabah BRI di jaringan ATM Link merupakan kesepakatan bank milik negara (Himbara) dan untuk mendukung kenyamanan nasabah bertransaksi.
“Penyesuaian biaya tersebut juga menjadi bentuk healthy business untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan,” kata Aestika Oryza Gunarto, dalam keterangan resminya (21/5).