Dor, Penyair Rusia Alexander Pushkin’s Tewas karena Duel

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Kisah ini cukup tragis. Pada suatu sore di musim dingin, di tengah hutan yang berada di pinggiran Saint Petersburg, dua orang pria berdiri tegak, hanya terpisah sepuluh langkah. Mereka berhadapan, mengacungkan moncong pistol yang berkilauan satu sama lain. Baron Georges H d’Anthès, seorang perwira Prancis yang tergabung dalam angkatan bersenjata Rusia, menembak terlebih dahulu. Peluru menembus perut lawannya, dan penyair Alexander Pushkin’s tersungkur di atas salju.

Kawan-kawan Pushkin’s membawa sang penyair ke rumahnya dengan kereta dorong. Salah satu dokter menegaskan bahwa Pushkin’s tidak mungkin bisa bertahan hidup. ”Selesai sudah. Aku akan pergi. Aku tercekik, tak bisa bernapas,” kata sang penyair kepada teman-temannya. Setelah empat puluh delapan jam bertarung dengan maut, pada 29 Januari 1837, penyair Rusia ini menghembuskan nafas terakhirnya.

Pushkin’s, pria berkulit sawo matang dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi dan berambut keriting tersebut merupakan penyair terkemuka Rusia. Sepanjang hidup, hanya satu keinginan Pushkin’s, yakni menjadi seorang penyair bebas. ”Siapakah yang seharusnya kita layani—rakyat atau negara? Penyair tidak peduli—jadi biarkan mereka menunggu”.

Pembangkangan Pushkin’s membuatnya beberapa kali mengalami pengasingan, memiliki banyak musuh, dan mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Kaisar  Rusia, Tsar Nicholas I.

Alexander Pushkin’s merupakan keturunan budak Abyssinia. Watak Pushkin’s selalu gelisah, berotak tajam otak, angkuh. Ia dikenal Don Juan (Mata Keranjang) yang tak kenal lelah. Di akhir petualang cintanya, ia menikahi Natalia Goncharova. Namun, istrinya adalah godaan bagi semua orang. Cantik, anggun dan sensual.

Natalia Pushkin's
Natalia Pushkin’s

Berbagai cara dilakukan Pushkin’s untuk menyenangkan istrinya. Ia jatuh cinta dan memuja Natalia Goncharova. Pushkin’s pun banting tulang mencari uang untuk menyenangkan Natalia. Ia bekerja serabutan. Terakhir, ia mendirikan majalah sastra The Contemporary, tetapi sayangnya kurang laku di pasaran.

Terlilit utang, Pushkin’s terpaksa bekerja menjadi apa saja. Termasuk menjadi pelayan valet yang mewajibkannya menghadiri berbagai pesta dansa istana bersama istrinya yang cantik.

Inilah awal mula petaka bagi Pushkin’s, Semua bangsawan tergiur melihat kecantikan Natalia. Salah satu bangsawan yang mengejar-ngejar Natalia adalah Georges-Charles de Heeckeren d’Anthès, seorang perwira Prancis yang dikenal pesolek.

Pushkin’s tak terima istrinya terus dirayu Georges-Charles. Ia pun menantang laki-laki tersebut untuk bertarung dalam duel.

Kabar kematian Pushkin’s membuat orang-orang langsung mendatangi rumah sang penyair. Tsar Nicholas I yang memang kagum dan takut dengan Pushkin’s pun memerintahkan petugas keamanan untuk menjaga kediaman Pushkin’s. Rencana pemakamannya pun dirahasiakan. Tsar Nicholas khawatir pengagum Pushkin’s akan melakukan pemberontakan. Atas perintah Tsar, Pushkin’s dimakamkan di kegelapan malam dan dengan sangat tergesa-gesa di sebuah biara di Svyatogorsk.

Keturunan Afrika 

Ayah Alexander Pushkin’s adalah keturunan dari salah satu keluarga bangsawan tertua Rusia. Kakek ibunya adalah Ibrahim Petrovich Gannibal, seorang Afrika yang diculik dan dijadikan budak ketika ia masih kecil. Ia dibawa ke Rusia dan menjadi seorang pemimpin militer besar, ahli teknik dan bangsawan setelah ia diadopsi oleh Peter Agung.

Pushkin’s yang dilahirkan di Moskwa, menerbitkan puisinya yang pertama pada usia 15 tahun. Ketika lulus dari sekolah Liseum Imperial yang bergengsi di Tsarskoe Selo dekat St. Petersburg, Pushkin’s pun terkenal dan para sastrawan Rusia mengakui bakatnya secara luas.

Setelah selesai sekolah, Pushkin’s menempatkan dirinya di tengah-tengah budaya pemuda intelektual yang hidup dan kasar di ibu kota, St. Petersburg. Pada 1820 ia menerbitkan puisi panjangnya yang pertama, Ruslan dan Lyudmila.

Pushkin’s pelan-pelan mengembangkan komitmennya terhadap pembaruan sosial dan muncul sebagai juru bicara bagi kaum radikal dalam bidang sastra. Hal ini membangkitkan kemarahan pemerintah sehingga ia dipindahkan dari ibu kota.

Alexander Pushkin's
Alexander Pushkin’s

Pertama-tama ia pergi ke Kishinev pada 1820; di sana ia tinggal hingga 1823 dan—setelah suatu perjalanan di musim panas ke Kaukasus dan ke daerah Krimea—ia menulis dua puisi romantis yang membuat ia termasyhur, Tawanan Kaukasus dan Air Mancur dari Bakhchisaray. Pada 1823 Pushkin’s pindah ke Odessa, dan di sana ia kembali tidak disukai pemerintah yang kemudian mengirimnya ke pembuangan di daerah pedesaan ibunya di Rusia utara dari 1824 hingga 1826. Namun, sebagian dari pejabat pemerintah mengizinkannya mengunjungi Tsar Nikolai I untuk memohon pembebasannya, yang kemudian dikabulkan.

Bagi para pemberontak yang tergabung dalam Pemberontakan Desembris (1825) di St Petersburg, puisi-puisi politik Pushkin’s mampu memotivasi mereka. Tsar Nicholas pun mengawasi Pushkin’s secara ketat dan tidak diizinkan bepergian atau menerbitkan semaunya.

Pada 1831, Pushkin’s bertemu Nikolai Gogol. Keduanya kelak menjadi sahabat baik dan saling mendukung. Pushkin’s kemudian sangat dipengaruhi dalam bidang prosa oleh cerita-cerita lucu Gogol. Setelah membaca kumpulan cerita pendek Gogol tahun 1831-1832, Malam-malam di Tanah Pertanian Dekat Dikanka, Pushkin’s memberikan kepadanya dukungan yang kritis. Pada 1836 saat setelah majalahnya terbit, Kontemporer, ia memuat sejumlah cerita pendek Gogol yang paling terkenal.

Belakangan, Pushkin’s dan istrinya Natalia Goncharova, yang dinikahinya pada 1831, menjadi tamu tetap di lingkungan istana. Ketika Tsar menganugerahi Pushkin’s gelar kebangsawanan yang paling rendah, penyair itu menjadi marah. Ia merasa bahwa hal itu terjadi bukan hanya agar istrinya yang memiliki banyak pengagum, termasuk Tsar sendiri—dapat menghadiri pesta-pesta dansa istana, melainkan juga untuk merendahkannya.

Banyak orang memuja Alexander Pushkin’s. Salah satu adi karyanya adalah puisi Penunggang Kuda Perunggu dan drama Tamu Batu, sebuah cerita tentang jatuhnya Don Juan. Drama puitisnya yang singkat, “Mozart dan Salieri” menjadi ilham bagi film Amadeus karya Milos Forman.

Karya-karya Pushkin’s pun menyebar ke seluruh dunia. Buku-bukunya diterjemahkan dalam Bahasa Inggris. Karena pandangan-pandangan politiknya yang liberal serta pengaruhnya terhadap generasi-generasi pemberontak Rusia, Pushkin’s dianggap sebagai Nabi kaum Bolshevik.

Reporter : R Al Redho Radja

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kebijakan Penghapusan Utang Presiden Prabowo untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM

Oleh: Hendra Gunawan )* Kebijakan baru yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini