Benarkah Daging Kelelawar Bisa Menyembuhkan Asma? Ini Faktanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada anggapan bahwa daging kelelawar bisa menyembuhkan penyakit asma. Namun, masih belum dapat dipastikan kebenarannya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Arto Yuwono Soeroto menegaskan bahwa anggapan ini salah besar. Ia mengingatkan  bahwa mengonsumsi daging hewan endemik berbahaya karena bisa membawa penyakit.

“Daging unta, daging kelelawar, tikus putih, dianggap bisa menyembuhkan asma. Jelas ini mitos yang tidak benar dan beredar di masyarakat. Asma belum bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan,” kata Arto.

Selain tidak terbutki menyembuhkan asma, konsumsi kelelawar juga bisa mengundang penyakit serius. Seperti misalnya, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Hal ini juga tidak lepas dari hewan endemik itu yang mengandung banyak virus dan bakteri.

“Belum lagi kelelawar itu bisa membawa virus dan bakteri. Ingat bahwa virus Covid-19 asalnya dari kelelawar,” kata Arto.

Hingga saat ini, pengobatan yang digunakan untuk meredakan gejala asma yaitu dengan stereoid semprot (inhaler). Meski demikian, orang dengan asma juga harus mengenali hal-hal yang dapat memicu asmanya kambuh sehingga bisa menghindarinya.

Mengingat, penyakit asma identik dengan peradangan di saluran udara, seperti terjadinya penyempitan karena otot-otot meradang yang menyebabkan kesulitan bernapas.

“Secara umum karena ada penyempitan saluran udara, pasien asma jadi kesulitan bernapas,” kata Dokter Spesialis Paru, Feni Fitriani.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini