MATA INDONESIA, JAKARTA – Perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional, Asian Agri berencana melakukan peremajaan tanaman sawit atau replanting seluas 5 ribu hektar setiap tahun. Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Jambi merupakan sederet lokasi yang masuk dalam rencana peremajaan.
Bernard Riedo selaku Director Sustainability and Stakeholder Relations Asian Agri mengatakan bahwa program perencanaan ini dilakukan secara bertingkat demi menjaga keberlangsungan produksi sawit.
“Asian Agri memiliki luas kebun inti mencapai 100.000 hektare (ha). Dalam lima tahun terakhir, kami fokus melakukan replanting agar keberlangsungan bisnis sawit perusahaan terus berjalan,” kata Bernard.
Berdasarkan data Ditjen Perkebunan, kebutuhan dana untuk program peremajaan ini sebesar 62 juta Rupiah per hektar. Bernard mengungkapkan, semakin besarnya luas kebun membuat perusahaan berusaha meminimalisir biaya.
Dikatakan Bernard bahwa perusahaan memegang tiga prinsip dalam program peremajaan lahan, yakni quality, productivity, dan cost. Asian Agri juga memastikan akan aktif menemani para petani mitra yang akan memasuki periode peremajaan, mulai dari pemilihan bibit unggul, persiapan lahan, penanaman hingga perawatan dengan praktik agronomi terbaik.
Dengan program peremajaan sawit, maka akan meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus kesejahteraan para petani sawit di Tanah Air.
“Kami lakukan pendampingan secara maksimal kepada petani. Kehadiran BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) Kelapa Sawit melalui hibah dana peremajaan sangat membantu membiayai petani,” sambungnya.
Untuk itu, Bernard menegaskan bahwa program replanting harus direncanakan dengan baik. Fokus utama dalam penyediaan benih berkualitas mendapat dukungan Best Practices Management.
“Perusahaan memberikan pengarahan kepada petani mitra dalam replanting ini. Business model juga mengacu seperti kami. Akses benih petani lebih mudah dalam pendampingan ini,” tuturnya.