MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa sih yang tidak kenal dengan kerak telor. Kerak telor adalah makanan khas Betawi yang terbuat dari beras ketan dan telur. Setelah itu dicampur dengan serundeng atau topping yang lain, sehingga menggugah selera. Disajikan saat hangat supaya gurihnya semakin terasa di lidah.
Karena bentuknya seperti omelet, tak jarang kerak telor kerap disebut omelet Batavia. Bahan telurnya ada dua, yaitu beras ketan dan telur bebek/telur ayam. Supaya rasanya makin nikmat, kerak telor juga diberi campuran rempah-rempah sebagai penyedap.
Kerak telor dimasak menggunakan wajan. Saat kerak telor sudah setengah matang, kerak telor pun dibalik dan dibiarkan terkena bara api sambil dikipasi. Ketika agak kering dan matang, barulah kerak telor disajikan dengan serundeng yang berasal dari kelapa parut, juga bawang goreng.
Jika dilihat teksturnya, makanan ini memiliki karakter yang unik dengan sedikit crunchy di luar namun empuk di dalam. Makanan ini biasanya disajikan saat Pemerintah DKI punya hajat atau acara-acara khas Betawi.
Namun tahukah kalian, sebenarnya darimana awal mula makanan ini?
Awal tahun 1900 an, saat itu Betavia atau Jakarta sedang berlimpah kelapa. Nyaris buah kelapa ini membanjiri pasar-pasar di Betavia karena permintaan yang cukup tinggi untuk mengonsumsi air kelapa.
Karena berlimpah, sekawanan orang Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, yang memiliki banyak pohon kelapa memanfaatkan buahnya untuk memasak beragam makanan, salah satunya kerak telor.
Selain hasil eksperimen tadi, terdapat versi lain terkait awal mula kerak telor. Disebutkan jika kudapan tersebut lahir atas tantangan warga Belanda di Betavia yang menginginkan makanan yang sehat.
Kemudian para ahli masak asal Betawi saat itu menawarkan sebuah kreasi omelette, dengan perpaduan ketan putih yang diracik dengan rempah asli Indonesia.
Tak disangka warga Belanda amat menyukainya. Sejak saat itu kerak telor mulai populer dijadikan sebagai sajian khas dari masyarakat pribumi di Batavia.
Bahkan saat itu kudapan tersebut kerap dijadikan makanan pembuka oleh warga Eropa di sana dan dikenal sebagai omelette versi lokal.
Sekitar tahun 1970, warga Betawi baru mulai berani menjajakan kerak telor di kawasan Tugu Monas. Makanan ini menjadi daya tarik yang membuat wisatawan berdatangan ke Jakarta. Bahkan, kerak telor pun menjadi makanan kaum elite.
Pada zaman kepemimpinan gubernur Ali Sadikinlah kerak telor mulai dihidupkan dan dipromosikan keberadaanya. Mulai kepemimpinan Fauzi Bowo, Joko Widodo hingga Basuki Thahaja Purnama, kerak telor selalu diutamakan jika ada event-event besar di Jakarta.
Selain dijajakan di Jakarta, makanan ini juga sudah ramai di jajakan di daerah Indonesia lainnya dan di luar negeri juga sudah ramai di jajakan, seperti di Malaysia, Amerika dan Arab Saudi, makanan ini sudah Go Internasional.
Reporter : Mala Komala