Walikota Bogor Ungkap Jokowi Shalat Id di Istiqlal

Baca Juga

MINEWS.ID, BOGOR – Terjawab sudah di mana Presiden Jokowi melaksanakan Shalat Id 1440 Hijriyah. Saat berbincang dengan Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Presiden mengaku akan shalat di Istiqlal.

“Saya tanya besok beliau shalat Idul Fitri di mana, karena sebelumnya saya mendapatkan informasi beliau akan shalat di Kebun Raya, ternyata dijawab di istiqlal,” kata Bima, Rabu 5 Juni 2019 malam.

Bima sempat berbincang dengan Jokowi saat orang nomor satu di Indonesia itu melakukan pembagian sembako di Istana Bogor saat malam takbir.

Bima sendiri tetap melaksanakan shalat Id di Masjid Kebun Raya Bogor bersama masyarakat Kota Bogor.

Setelah itu, dia akan “open house” di kediamannya Komplek Baranangsiang Indah, Kota Bogor mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB.

Sebelumnya beredar kabar, Jokowi akan Shalat Id di masjid kampung. Namun masjid mana yang dituju belum diketahui pasti. Protokol Istana Presiden menegaskan baru akan mengungkapkannya Rabu 5 Juni 2019 malam. Namun hingga hari berganti tidak juga ada kabar itu sampai Bima mengungkapkan pembicaraannya dengan Jokowi.

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini