Billy Sheehan adalah Mr Big

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kesal karena sibuk urusan di luar, Eric Martin, vokalis Mr Big band yang cukup populer di Indonesia, memecat pemain bass bandnya, Billy Sheehan.

Namun keputusan Martin ternyata salah. Ditinggal Billy Sheehan, Mr Big pun meredup. Eric Martin pun tak kuasa untuk merayu kembali Sheehan kembali ke band yang didirikannya itu.

Eric Martin lupa. Mr Big ada dan besar karena Billy Sheehan.  Ialah pendiri dan peramu musik Mr Big.

Pemilik nama asli William Sheehan ini adalah pemain bass terbaik sepanjang zaman. Hingga saat ini, ia masih dianugerahi “Best Rock Bass Player” oleh Guitar Player Magazine.

Billy memang identik dengan bass. Dan kelebihan Billy ia memainkan musik rock. Dalam sejarah musik rock,  pemain bass kurang begitu populer dibandingkan pemain gitar dan drum. Dari tahun 1970-an, sempat mencuat nama bassis The Who, John Entwistle. Tapi tetap saja, ia kalah pamor dari Pete Townsend, rekannya yang gitaris di The Who. Seangkatan dengan Enwistle ada juga John Paul Jones dari Led Zeppelin. Tapi meskipun permainannya handal dan skill-nya matang, tetap saja ia berada dibawah popularitas Jimmy Page yang gitaris atau bahkan John Bonham, pemain drum.

Memang, ada beberapa pemain bass rock yang terkenal. Sebut saja Geddy Lee (Rush), Paul McCartney (The Beatles), Gordon Summer alias Sting dari The Police. Namun ketiganya dikenal bukan karena permainan bassnya, tapi karena mereka adalah vokalis.

Lantas, apakah ada bassist yang benar-benar murni bermain bass, handal permainannya, menonjol karakternya, sehingga punya pamor dan sama-sama populer dengan instrumentalis lainnya ?

Pada awal 90-an, nama Billy Sheehan sering disebut-sebut. Ia populer karena skill dan teknik-nya yang dikenal publik rock sebagai teknik “Lead-Bass”, sampai-sampai karena kehandalannya tersebut ia punya pamor melebihi para personel Mr Big lainnya.

Polling salah sebuah majalah online, Rocka-Rolla, menunjukkan; Billy identik dengan Mr Big. Padahal, lazimnya dalam sebuah kelompok musik, pamor seorang vokalis mengalahkan pamor personel lainnya.

Billy yang lahir 19 Maret 1953 ini awalnya lebih menyukai gitar akustik. Penganut kepercayaan Scientology ini, secara intensif be;ajar gitar akustik milik saudarinya yang kebetulan jarang dimainkan.

Disaat ia mahir memainkan gitar, Billy merengek kepada neneknya untuk membeli gitar elektrik. Namun hasrat penggemar berat Jimi Hendrix ini ditolak mentah-mentah oleh sang nenek yang mengasuhnya sejak kecil.

Barulah setelah neneknya meninggal, Billy membeli gitar elektrik. Ironisnya, ia membeli gitar itu dari beberapa lembar uang asuransi jiwa milik sang nenek.

Ketertarikannya pada bass diawali saat Billy terpikat model Fender Precision Bass yang digunakan Tim Bogert, bassist senior dari kelompok Vanilla Fudges. Dengan modal sepucuk gitar listrik bekas, ditambah sisa uang asuransi jiwa sang nenek, Billy membeli bass elektrik merk Hagstrom.

Saat jari-jarinya kian kuat dan skill-nya kian mumpuni, Billy membentuk kelompok rock berformat trio bernama Talas, bersama dua rekannya sesama musisi berbakat NYC : Dave Constantino dan Paul Varga.  Trio ini sempat menelurkan dua album yang terhitung sukses untuk wilayah Amerika Serikat. Sukses lokal Talas membawa mereka tampil sebagai band pembuka dari band-band yang lebih senior. Diantara band-band yang pernah menggunakan Talas sebagai band pembuka adalah Aerosmith, Manfred Mann, gitaris blues Pat Travers, dan grup proyek solo Joe Perry, gitaris Aerosmith.

Kiprah Talas yang bisa dibilang menjadi jalan pembuka bagi Billy Sheehan, dalam mencapai puncak kariernya sebagai salah satu bassist terbaik di dunia adalah saat terpilih sebagai grup pembuka tour Van Halen. Momen tersebut digunakan oleh Billy untuk menyerap energi kreatif para personil Van Halen, yang memang terdiri dari instrumentalis dan entertainer berbakat.

Kehandalan Billy membuat ia berkali menduduki peringkat teratas dalam polling “Best Rock Bass Player” majalah bergengsi Guitar Player. Tak tanggung-tanggung, Billy lima kali terpilih sebagai “Best Rock Bass Player”, dari Readers Poll majalah tersebut. Prestasi itu, dalam sejarah Readers Poll yang diselenggarakan Guitar Player, hanya bisa disamai oleh para legenda rock lainnya, seperti : Jimi Hendrix, Paul McCartney, Geddy Lee bassist Rush, dan Eddie Van Halen.

Setelah karier gemilangnya sebagai instrumentalis di era 80 akhir, Billy Sheehan menapaki kariernya di era millenium dengan penampilannya bersama Mr Big. Sebelumnya ia membantu David Lee Roth dalam proyek album solonya.

Billy Sheehan
Billy Sheehan

Saat membentuk Mr Big, Billy merekrut beberapa anggota, seperti Eric Martin, gitaris Paul Gilbert, dan pemain drum Pat Torpey. Pada tahun 1989, mereka merekrut Herbie Herbert sebagai manajemen dan di tahun yang sama meneken kontrak dengan Amerilis album pertama. Masyarakat AS kurang suka dengan album pertama mereka sehingga tidak diminati, namun di Jepang album tersebut meraih kesuksesan.

Satu tahun kemudian di bulan Juni Mr Big menjadi band pembuka Rush. Setelah itu ketenaran Mr Big semakin menjadi hingga pada Agustus 1990, lagu mereka yang berjudul “Strike Like Lightning” dan “Shadows” menjadi sountrack film Navy SEALs.

Album kedua dirilis pada 1991 dengan judul Lean Into It. Album tersebut juga memiliki single hit, “To be With You” memuncaki nomor 1 di 15 negara dan “Just Take My Heart”. Mereka melakukan tur pada April dan Mei 1991, sedangkan di tahun 1992, album live berjudul “Mr.Big Live” dirilis. Mr.Big menjadi band pembuka Aerosmith di Wembley Arena, London selama 3 malam.

Pada 1996, album berjudul Hey Man dengan lagu “Take Cover” menjadi soundtrack film animasi Mega Man. Mereka juga merilis album khusus untuk Jepang bernama Live at Budokan, namun saat album dirilis masing-masing anggota sibuk dengan proyeknya yang menyebabkan Mr Big bubar sementar. Barulah pada 1997, Paul Gilbert yang sudah terlalu sibuk memilih keluar dari band ini dan digantikan oleh Richie Kotzen.

Dengan anggota baru, Billy dan rekan-rekannya mengeluarkan 2 albumnya pada tahun 2000 bernama Get Over It dan Actual Size pada tahun 2001. Saat Billy melakukan tur sendiri dengan Steve Vai, para anggota Mr Big kecewa lantaran Billy lebih memilih tur dibanding pembuatan lagu. Alhasil Billy tidak diajak oleh Eric Martin selaku vokalis Mr Big dalam pembuatan lagu berjudul Shine. Bahkan, nama Billy tidak dicantumkan di pembuatan video lagu tersebut.

Enam tahun berpisah, Mr Big kembali reuni pada 13 Mei 2008 saat Paul Gilbert kembali bergabung dengan Pat Torpey, Richie Kotzen, dan Billy Sheehan membawakan lagu berjudul “30 Days In The Hole” milik Haumble Pie dan lagu “Daddy, Brother, Little Boy”. Akan lebih baik pendiri Mr Big bertemu, sehingga mereka memutuskan menghubungi Eric Martin yang akhirnya reuni beberapa hari kemudian.

Billy Sheehan memutuskan untuk kembali bergabung bersama Mr Big pada Januari 2009 sekaligus melakukan tur live di Jepang dengan anggota lama Mr Big. Di tanggal 1 Februari 2009, mereka memperingati ulang tahun debut Mr Big yang ke 20.

Telah lama berpisah dari band pertamanya Talas, Billy Sheehan mengadakan reuni di Hard Rock Niagara Falls, New York, Amerika Serikat pada tanggal 28 Juli 2012. Pada Agustus 2012, Billy Sheehan bersama Mike Portnoy dan Richie Kotzen merekam album untuk band baru mereka bernama The Winnery Dogs yang dirilis pada 5 Mei 2013 di Jepang, dan 23 Juli 2013 untuk seluruh dunia.

Masih bersama dengan Portnoy, Billy bergabung dengan supergroup progressive metal bernama Sons of Apollo yang menampil pemain keyboard Derrick Sherinian.

Selain di Mr Big, Billy juga membentuk band jazz bernama Niacin.

Bersama Niacin-nya, Billy Sheehan bahkan terus berkreasi untuk menciptakan sebuah New Musical Movement. Dengan dibantu oleh Dennis Chamber, maestro jazz drumming yang terkenal karena skill dan reputasinya di kelompok Funkadelic, Steely Dan dan Mahavishnu Orchestra, dan personil Niacin lainnya, kibordis John Novello, Billy Sheehan masih terus bereksperimen dan meliarkan akal kreatifitasnya.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini