Alice Cooper, Rock Star dengan Aksi-aksi Gila

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sosok satu ini tak pernah lepas dari kontroversi. Rocker bernama asli Vincent Damon Furnier, alias Alice Cooper dikenal juga sebagai musisi, penulis lagu, sekaligus aktor dan DJ. Ia lahir di Detroit, Amerika Serikat pada 4 Februari 1984 lalu.

Setiap aksi panggungnya, ia selalu melibatkan aksi gila, membawa pisau guilotines, kursi listrik, darah buatan, ular boa, dan boneka bayi. Saking gilanya, rock star ternama ini seolah tak ragu menampilkan itu semua secara eksplisit.

Bukannya seram, hal itu malah menarik perhatian para penonton yang berdatangan. Rasanya tidak sah bila menyisihkan nama Alice Cooper sebagai salah satu pesohor paling ‘edan’ di kancah musik rock.

Saat usianya menginjak 17 tahun, ia membentuk band pertamanya bernama Earwings. Seiring berjalannya waktu, bandnya mengalami perubahan nama, yaitu The Spiders, The Nazz, dan terakhir menggunakan nama Alice Cooper.

Nama band ini ia peroleh ketika bermain papan Ouija, yang dikenal sebagai nama ‘papan arwah’. Tanpa disadari, identitas Alice Cooper melekat pada dirinya sampai saat ini. Transformasi identitas itu menjadi faktor penting baginya merengkuh kesuksesan di belantika musik. Ditambah konsep aksi panggung liar menyeramkan, Cooper banyak menuai kontroversi. Diduga ia terpengaruh film horor klasik, What Ever Happened to Baby Jane? (1962).

Rock Star ternama satu ini tidaklah ‘normal’. Sering tampil dengan kesan menakutkan di konser, disertai berbagai atribut maupun properti spooky semacam alat pemenggal kepala, kursi listrik, ular berbisa, boneka bayi, dan pedang.

Ritual menegangkan tersebut merupakan bagian dari niatnya menghibur penonton. Dipadukan tata rias seram, membuat siapa saja terasa menakutkan untuk menyaksikannya melalui mata telanjang.

Alice Cooper bahkan tidak segan menyembelih hewan hidup-hidup serta menenggak darah demi ritualnya. Sebagai contoh, kala dirinya mengadakan konser di Toronto, Kanada pada 1969. Salah satu penggemarnya melemparkan ayam ke atas panggung dan membuat seisi venue histeris. Kemudian ia menangkap ayam tersebut dan melemparkannya ke udara. Begitu kembali ke tangan penonton, hewan tersbut sudah mati dalam kondisi tubuh terkoyak.

Adegan menantang maut seperti duduk di kursi listrik, bermain dengan binatang buas sampai berusah memenggal kepalanya sendiri menggunakan guilotine pun pernah ia lakukan di hadapan publik. Tak pelak, dirinya pun dianggap menciptakn tren baru, yaitu shock rock. Istilah umum bagi rock star ternama yang memadukan musik agresif dan aksi teatrikal berbalut horor.

Lima dekade berkarier di jagat musik, Alice terbilang cukup produktif. 27 album studio dan meraih keuntungan melebihi 50 juta kopi adalah prestasinya, termasuk album Paranormal (2017). Deretan lagu hitsnya antara lain, Poison, You and Me, I’m Eighteen, School’s Out, No More Mr. Nice Guy, Thrash, dan Only My Heart Talking. Semuanya masih menjadi lagu wajib pada metalhead di seluruh dunia.

Reporter: Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini