MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Amerika Serikat memastikan akan melakukan vaksinasi massal untuk warganya dalam waktu dekat. Ini menjadi langkah baik untuk mengakhiri pandemi virus corona yang telah merengut 300 ribu jiwa warga AS.
Petugas medis dan penghuni panti jompo akan menjadi prioritas utama yang menerima suntikan vaksin virus corona dalam beberapa hari ke depan setelah Food and Drug Administration (FDA) mengesahkan peluncuran darurat dari raksasa farmasi Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech.
Keputusan FDA datang setelah melakukan penelitian pada hasil uji klinis. Tetapi juga diyakini ada tekanan politik yang kuat dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang menuduh badan tersebut terlalu lambat.
Presiden Trump bahkan dikabarkan mengancam akan mencopot kepala FDA, Stephen Hahn jika keputusan tidak keluar pekan ini.
Langkah ini akan menjadi program vaksinasi terbesar dalam sejarah Paman Sam. Bukan hanya itu, keputusan FDA juga akan memberikan dampak luas, mengingat FDA kerap menjadi tolok ukur negara-negara di dunia dalam menentukan kebijakan.
Melansir Associated Press, Sabtu, 12 Desember 2020, AS akan melakukan vaksinasi virus corona pekan depan dengan 3 juta dosis sudah dipersiapkan dan akan dilakukan di seluruh negara bagian. Sementara 3 juta dosis lainnya akan disimpan untuk penyuntikan vaksin kedua.
Dalam studi yang masih terus dikembangkan terhadap hampir 44 ribu orang, FDA menemukan bahwa vaksin itu aman digunakan dan lebih dari 90% efektif untuk berbagai kalangan usia (di atas 16 tahun), ras, dan masyarakat yang memiliki masalah kesehatan.
Selain Pfizer, FDA sedang mempertimbangkan vaksin kedua yang dibuat oleh Moderna Inc. bila keputusan ini keluar maka, AS akan melakukan vaksinasi untuk 20 juta warganya hingga akhir Desember.