Awas Hoaks, Tak Ada Penangkapan Habib Rizieq di Bandung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar yang menyebut aparat kepolisian menangkap Imam Besar FPI Rizieq Shihab di Bandung, Jawa Barat pada Jumat 11 Desember 2020 malam, dipastikan hoaks.

Pesan yang berisi informasi Rizieq ditangkap tersebut, berbunyi: “Semalam pukul 10-11-an infonya Rizieq ditangkap di Bandung, kenapa berubah dan disetting menyerahkan diri pagi ini, ada deal apa.”

Ditreskrimum Polda Jabar Kombes CH Patoppo menyebut, tidak benar pihaknya melakukan penangkapan terhadap Rizieq.

“Tidak benar, terima kasih,” kata Patoppo, Sabtu 12 Desember 2020.

Rizieq dipastikan hadir memenuhi panggilan polisi hari ini, Sabtu 12 Desember 2020. Ia mengaku, kedatangannya ke Polda Metro Jaya merupakan komitmen sebagai warga yang taat hukum.

“Pada malam ini saya umumkan untuk seluruh anak bangsa, Insya Allah besok hari Sabtu, tanggal 12 Desember 2020 di pagi hari, saya bersama pengacara akan datang ke Polda Metro Jaya. Insya Allah,” kata Rizieq dalam sebuah video ditayangkan kanal Youtube Front TV, Sabtu 12 Desember 2020.

“Jadi saya mau menunjukkan bahwa kita tetap punya komitmen untuk menjadi warga negara yang baik untuk patuh hukum, untuk ikut melaksanakan dari pada prosedur hukum yang ada,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini