Pentingnya Mendongeng Sebelum Tidur

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seiring dengan perkembangan zaman, orangtua sudah meninggalkan budaya mendongeng untuk anaknya. Sebagian orang tua lebih memilih menghibur anak-anaknya melalui gawai. Padahal mendongeng untuk anak penting sekali dan memiliki banyak keuntungannya. Sayangnya, di era yang serba digital ini seni mendongeng untuk anak sebelum tidur semakin langka.

Mendongeng merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan karena memiliki banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Dengan mendongeng seseorang dapat menyajikan fakta secara sederhana. Ketika seorang pendongeng bercerita tentang sekuntum bunga mawar atau seekor ikan emas. Secara tidak sadar, ia sedang mengajarkan ilmu pengetahuan alam kepada anaknya secara sederhana dan menarik.

Di era seperti ini, peran orangtua untuk mendongengkan anaknya sebelum tidur itu penting. Karena dapat membuat hubungan orangtua dengan anak semakin dekat dan membantu tumbuh kembang anak. Dapat dikatakan di Indonesia memang minat untuk membaca masih rendah.

Sebuah studi tentang “Most Literate Nations in The World” yang dilakukan Central Connecticut State University (2016), menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara dengan minat baca Indonesia hanya 0,01 persen, atau satu banding seribu orang. Anak-anak lebih tertarik untuk melihat video hiburan dan bermain game online, dibandingkan membaca buku dan menyimak cerita.

Di sisi lain, sebuah studi penelitian saraf di National Institute of Child Health and Human Development, Amerika Serikat, dipimpin oleh G. Reid Lyon, Ph.D., meneliti bahwa jika orangtua mendongeng atau membacakan cerita kepada anak sebelum tidur dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Membacakan dongeng untuk anak dapat membantu mereka mengetahui mana yang baik dan buruk. Kebiasaan orangtua mendongeng adalah salah satu cara mengenalkan berbagai macam kosa kata dan jenis kata. Serta merangsang anak untuk mampu merangkai kalimat dengan baik.

Untuk memaksimalkan perkembangan anak dengan mendongeng merupakan pilihan yang tepat. Mengutip dari Jurnal nasional ump, Musfiroh (2005) menyatakan bahwa dongeng atau cerita untuk anak adalah cerita diperuntukkan anak, baik cerita yang menyangkut kehidupan anak maupun bukan cerita anak, seperti cerita tentang binatang, cerita para tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsanya, cerita tentang alam, dan cerita kepercayaan. Kedua cerita ini bermanfaat untuk pendidikan dan pembentukan pribadi anak.”

Pemberian dongeng yang tepat dan teratur dapat merangsang kemampuan anak untuk menceritakan kembali apa yang ia pahami dan dengar. Proses mendongeng dapat dilakukan dalam suasana tenang, hangat dan penuh kasih sayang. Sehingga penuh penghayatan dan ekspresif. Setekah itu, anak mampu mengungkapkan isi hati dan isi pikiran secara kuat.

Agar tujuan mendongeng dapat tercapai. Hendaknya memilih dongeng yang sesuai dengan usia anak. Dongeng yang dibawakan jangan sampai menjadi mimpi buruk bagi anak. Selain sesuai dengan usia anak, dongeng hendaknya mengandung unsur nilai-nilai pendidikan. Serta bahasa yang digunakan untuk mendongeng harus sederhana sesuai dengan tingkat pengetahuan anak.

Adapun manfaat mendongeng bagi anak antara lain: meningkatkan IQ, EQ, dan SQ, melatih kemandirian, mengasah kemampuan berbahasa, membangun nilai moralitas, membangkitkan minat baca anak, mengembangkan daya imajinasi anak, dan membangun rasa empati anak.

Kini, para orangtua cenderung malas dan lebih mementingkan kegiatan yang mereka lakukan daripada membacakan dongeng untuk anaknya, mereka menggantikan membaca dongeng dengan sebuah film yang ada di gawainya.

Reporter: Azizah Putri Octavina

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini